TEMPO.CO, Jakarta - Jika Butet dan Owi tak bisa “melawan usia” lantas siapa penerus kejayaan mereka di ganda campuran? Ini akan menjadi pekerjaan rumah tersendiri buat para pembina di pemusatan latihan nasional Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI). Besar kemungkinan pelapis Butet/Owi ini bukan pasangan Praveen Jordan/Debby Susanto yang dikalahkan Butet/Owi pada babak perempat final Olimpiade Rio de Janeiro 2016.
Debby, meski pemain putri asal Kudus ini sekarang masih berusia 27 tahun, tapi sudah mengisyaratkan bakal tidak berusaha tampil lagi di Olimpiade empat tahun mendatang. ”Ini Olimpiade pertama dan terakhir buat saya. Tapi nggak ada penyesalan, karena saya sudah usaha yang terbaik,” ujar Debby di situs PBSI setelah mereka dikalahkan Butet/Owi pada babak perempat final Olimpiade Rio 2016.
Harapan Praveen bisa menjadi penerus kejayaan Owi/Butet adalah hal wajar mengingat pria asal Bontang, Kalimantan Timur, ini sekarang masih berusia 23 tahun. Ia juga memperlihatkan rasa optimistis tentang masa depannya di Olimpiade setelah mendapat pengalaman berharga dari penampilan di Rio 2016 ini.
“Kami cukup puas dengan penampilan kami. Cuma hari ini harusnya bisa main lebih baik lagi. Permainan tadi banyak kalah di return service yang nggak akurat. Sayang banget mesti ketemu temen sendiri. Tapi positifnya pasti ada satu wakil di semifinal. Olimpiade buat saya bisa jadi pelajaran berharga dan pengalaman saya untuk bisa menghadapi turnamen besar kedepannya,” kata Jordan di situs PBSI setelah mereka dikalahkan seniornya, Butet/Owi pada Olimpiade Rio 2016.
PRASETYO