TEMPO.CO, Jakarta - Sekalipun akhirnya berhasil memenangi laga puncak ganda campuran Olimpiade Rio de Janeiro 2016, Liliyana Natsir sempat mengalami momen saat ia goyah. Namun bisikan partnernya, Tontowi Ahmad, ternyata membuat dia kembali berfokus untuk memenangi pertandingan.
Masa goyah itu terjadi saat perolehan skor Tontowi/Liliyana pada game kedua yang sempat nyaris terkejar oleh pasangan Malaysia, Chan Peng Soon/Goh Liu Ying, 12-10.
“Waktu di game kedua, situasi membuat kami lebih enak untuk menyerang. Bermain bertahan agak kurang aman. Jadi, waktu di depan net, bagaimana caranya saya harus menurunkan bola. Namun ternyata lawan sudah menjaga. Saya yang tetap memaksa menurunkan bola malah jadi mengangkat bola. Saya terpancing dan terburu-buru,” tutur Liliyana.
“Saat itu Owi (Tontowi) berkata kepada saya, ‘Enggak apa-apa, Ci, saya siap mem-back-up di belakang. Ci Butet (Liliyana) tenang saja menjaga di depan. Permainan depan Cici lebih unggul.’ Kata-kata Owi ini membuat saya makin bersemangat dan percaya diri. Setelah break, saya rileks saja. Toh, di game pertama, saya sudah menang. Seharusnya lawan yang berada di bawah tekanan,” Liliyana mengungkapkan.
Kekompakan Liliyana dan Tontowi akhirnya berbuah manis. Tak hanya berhasil meraih satu-satunya medali emas untuk kontingen Indonesia dan memberikan kado terindah untuk Hari Ulang Tahun Republik Indonesia ke-71, Tontowi/Liliyana juga memecahkan rekor untuk sektor ganda campuran yang akhirnya sukses meraih emas dalam Olimpiade. Sebelumnya, dua kesempatan meraih emas pada final gagal dimanfaatkan dalam Olimpiade Sydney 2000 dan Olimpiade Beijing 2008.
Pada final Olimpiade Rio, Tontowi/Liliyana meraih medali emas dengan menang dua game langsung, 21-14, 21-12.
Menurut Liliyana, tekanan dalam Olimpiade memang luar biasa. “Walaupun sudah berpengalaman bermain di Olimpiade, pasti ada beban. Tekanan tinggi. Apalagi kami tinggal sendiri, dan hari ini adalah Hari Kemerdekaan Indonesia. Kami ingin memberikan yang terbaik. Perasaan kami campur aduk,” ujar Liliyana.
“Saya akui, waktu masuk lapangan, saya merasa tegang. Di awal, saya bermain kurang lepas. Tapi, saat sudah panas, saya bisa menjaga tempo permainan, lebih rileks dan bisa menjaga kekompakan dengan Owi,” Liliyana menambahkan.
PBSI | GADI MAKITAN