INFO PON - Tasikmalaya siap jadi tuan rumah untuk pelaksanaan pertandingan cabang olahraga road race. Meski mendadak, karena awalnya pertandingan cabor ini akan digelar di Subang, Sirkuit Gunung Peusar di Kota Tasikmalaya siap dipakai. Sirkuit kebanggaan Kota Santri yang dibangun pada 2007 ini hanya mengalami sedikit perpanjangan trek agar sesuai dengan standar PON.
Sambil mengikuti aksi atlet-atlet road race andalan dalam PON nanti, kita bisa berjalan-jalan dan belanja di Kota Tasikmalaya, satu di antara sekian banyak kota dengan sentra industri kreatif terbanyak di Jawa Barat. Setidaknya ada tujuh sentra industri kreatif yang tersebar di berbagai kecamatan di kota ini, yakni bordir di Kecamatan Kawalu, kelom geulis di Kecamatan Tamansari, meubel di Kecamatan Tawang, mendong di Kecamatan Purbaratu, batik di Kecamatan Cipedes, sandal bambu Kecamatan Mangkubumi dan Indihiang, dan payung geulis di Kecamatan Indihiang dan Cihideung.
Pemerintah Kota Tasikmalaya sepertinya memang mengarahkan para wisatawan untuk berbelanja langsung dari tangan pertama di sentra-sentra tadi, sehingga harga yang mereka dapat pun lebih murah.
Kelom geulis, masih bisa didapat harga di bawah Rp 200 ribu per pasang. Kelom dari kayu mahoni nan cantik ini pun masih merupakan yang teridentik dengan Tasikmalaya. Jadi tak salah jika memilihnya sebagai buah tangan sepulangnya dari sini.
Salah satu gerai kelom geulis yang bisa didatangi adalah Sagitria Collection di Jl. Dadaha. Kelom-kelom geulis produksi gerai ini pernah mendapat pujian dari Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono sebagai produk lokal dengan daya saing tinggi. Kelom dari sini pun digemari istri para diplomat asing.
Baca Juga:
Produk unggulan Sagitria Collection adalah kelom batik. Pola ditorehkan pada kelom kayu dengan menggunakan canting, lalu dicelup dan diloroh atau direbus agar lilin dari canting larut. Teknik lainnya adalah dengan menggunakan airbrush, bordir, ukir, dan mendong.
Kelom geulis biasanya dipakai saat menghadiri kenduri, maupun resepsi resmi.
Ingin membawa oleh-oleh berupa makanan khas Tasik? Banyak pilihannya. Salah satu yang sering disebut adalah ladu atau penganan sejenis dodol. Dibuat dari beras ketan, baik beras ketan putih, maupun beras ketan hitam, dan berasa manis. Hanya saja biasanya ladu tidak bertahan lama, jadi sebaiknya dibeli mendadak menjelang kepulangan ke tempat asal.
Oleh-oleh lain yang juga jadi primadona di Tasik adalah kolontong. Makanan ringan yang juga berbahan dasar beras ketan ini yang diolah dengan gula merah asli ini bisa didapat di berbagai sentra oleh-oleh di Tasik, namun pusatnya ada di Desa Cisayong, Kecamatan Cisayong. Yang lebih suka rasa asin, bisa memilih opak dan rangginang yang juga bisa didapat di tempat yang sama. (*)