TEMPO.CO, Jakarta - Sebagai tuan rumah, Indonesia bisa menarik napas lega setelah dua ganda tanah air berhasil memenangi babak perempat final turnamen AGS-Nassau Men’s Future 2016, Kamis, 1 September 2016. Bertanding di atas hard court Elite Club Rasuna Epicentrum Jakarta, Armando Soemarno/Sunu Wahyu Trijati berhasil menjungkalkan unggulan ketiga, Jui-Chen Hung dari Taiwan dan Aoran Wang dari Cina. Duet Ado/Sunu menang straight set 6-4, 6-4 dalam laga berdurasi satu jam 5 menit.
Kegembiraan tuan rumah pun bertambah ketika pasangan kombinasi junior-senior, Justin Barki dan Christopher Rungkat sukses menepis perlawanan ganda asal India, Paramveer Singh Bajwa dan Jayesh Pungliya. Justin/Christo hanya butuh waktu 52 menit untuk menang dengan skor telak, 6-1 6-3.
Baca Juga:
Kemenangan kedua pasangan Merah Putih itu sekaligus memberikan kepastian kehadiran wakil tuan rumah pada babak pamungkas nomor ganda turnamen berhadiah total 10.000 dollar AS atau sekitar Rp 130 juta. Mereka akan saling berhadapan di babak semifinal, Jumat, 2 September 2016.
Perang antar mentor pun tak terelakkan dalam duel tersebut. Christo yang pekan lalu merebut gelar juara ganda seri kedua di Makassar bersama David Agung Susanto, harus membimbing petenis berusia 10 tahun lebih muda, Justin, 16 tahun, untuk menghadapi kematangan petenis 29 tahun Sunu Wahyu Trijati, yang juga mendampingi mitra latihnya, Armando, yang berusia 20 tahun.
“Pasti seru karena antara kami ibaratnya sudah saling hafal luar-dalam,” ucap Sunu tentang duel antar sesama pasangan Indonesia ini.
Selain melaju di ganda, Christopher Rungkat juga masih bertahan di kategori tunggal. Unggulan keempat berperingkat 516 dunia itu melangkah mulus ke empat besar setelah mengalahkan wakil Jepang, Soichiro Moritani, 6-1, 6-3.
Di semifinal, Christo yang merajai dua seri turnamen sebelumnya bakal kembali meladeni petenis asal Negeri Sakura, Masato Shiga yang merupakan unggulan kedelapan. Shiga membuat kejutan dengan mengandaskan unggulan teratas, Finn Tearney dari Selandia Baru, yang mundur di set ketiga karena kelelahan. Shiga unggul 6-2 4-6 2-0 (ret).
“Semoga langkah ke final semakin mudah. Shiga tipe petenis Jepang pada umumnya. Boleh dibilang tanpa senjata mematikan, pukulan dan servisnya hanya rata-rata. Keunggulannya hanya satu: sangat ulet dan tidak gampang mati sendiri,” ulas Christo tentang calon lawannya.
Bagaimanapun, andalan Indonesia itu patut menebar kewaspadaan. Shiga yang bercokol di ranking 719 dunia itu unggul 2-1 dalam pertemuannya dengan Christo.
“Saya tetap percaya diri bisa memenangi partai semi final. Dalam dua kekalahan dari Shiga di Hong Kong pada 2014 dan Taiwan pada 2015, saya mundur karena cedera,” kata Christo yang memenangi pertemuan pertama di Thailand, dua tahun silam.
Sayangnya, David Agung Susanto gagal mengekor sukses Christo. David harus mengakui keunggulan unggulan kelima asal Cina, Chuhan Wang melalui pertarungan rubber set 6-3, 6-7(9), 3-6. “Padahal ada beberapa peluang untuk memenangi pertandingan,” tutur David seusai laga berdurasi dua jam 26 menit.
PP PELTI