TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi akan mengevaluasi penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX/2016 di Jawa Barat menyusul adanya kericuhan dalam ajang olahraga empat tahunan itu.
"Besok saya akan undang PB PON, Gubernur, Wakil Gubernur, Pangdam, Kapolda, semua CdM (ketua kontingen), dan KONI untuk evaluasi di Bandung," kata Imam di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis, 22 September 2016.
Ia mengatakan evaluasi dilakukan untuk mengetahui penanganan masalah selama penyelenggaraan PON, termasuk mencari akar masalah yang menyebabkan adanya keributan antar-suporter hingga pemukulan dan boikot. "Ini akan kami evaluasi besar-besaran. Tentu ini tidak boleh berulang lagi dan saya sudah warning (ingatkan) KONI pusat sebagai kepanjangan tangan pemerintah di sana. Jangan sampai mencederai semangat PON yang ingin menjunjung sportivitas dan fair play," ujarnya.
Imam menyayangkan adanya kericuhan itu karena PON merupakan perang prestasi, bukan perang otot atau emosi. Setelah evaluasi, Imam akan membuat regulasi yang ketat untuk menghindari kericuhan atau menjadikan PON hanya sebagai ajang mencari bonus, adu gengsi antardaerah, atau ajang reuni. "Kita ingin PON menjadi ajang nasional yang diikuti atlet maksimal 23 tahun," tuturnya.
Imam juga akan membatasi transfer atlet antardaerah dan bonus agar bonus diberikan sesuai dengan kemampuan daerah.
Sebelumnya, kericuhan terjadi pada cabang olahraga polo air saat pertandingan semifinal Jawa Barat melawan Sumatera Selatan. Kericuhan itu bahkan merembet ke bangku tribun penonton.
Baca: Ricuh Penonton Polo Air PON, Pangdam Siliwangi Minta Maaf
Rekaman kericuhan di tribun penonton pun sudah menyebar di media sosial dan sempat menjadi viral dengan tagar #PONJabarKacau.
Kericuhan juga terjadi pada final wushu Sanda kelas 52 kilogram putri yang mempertemukan Rosalina Simanjuntak dari Sumatera Utara melawan Selviah Pertiwi dari Jawa Barat, yang berakhir dengan skor 2-1.
Baca: Gelaran PON Ricuh, Sumsel Minta PB PON Lakukan Evaluasi
Ketua Pengrov Wushu Jawa Barat Edwin Sanjaya, yang merasa tidak puas dengan keputusan wasit, langsung turun ke lapangan, bahkan nekat naik ke matras dan mengajak semua wasit untuk berkelahi.
Merasa tidak dilayani, Edwin memprovokasi penonton Jawa Barat untuk turun ke lapangan. Kerusuhan baru berakhir setelah petugas keamanan turun ke lapangan. Akibat kericuhan tersebut, pertandingan babak final wushu terpaksa dihentikan selama 1,5 jam.
ANTARA