INFO PEPARNAS - Jalan hidup seseorang memang tak pernah bisa ditebak ke mana arah, apalagi ujungnya. Siapa nyana, terlahir sebagai manusia dengan bentuk fisik sempurna, Leli Marlina malah tumbuh besar menjadi gadis berprestasi, justru setelah kehilangan kedua kakinya.
Leli adalah atlet tenis meja andalan Riau dalam gelaran Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) XV/2016 Jawa Barat. Meski akhirnya kalah dari tim Jabar dalam nomor ganda putri bersama rekannya, Nikmat Derita, Leli menunjukkan kemampuan yang tak kalah menakjubkannya dengan atlet biasa. Bahkan, sang pelatih, Syahrial Ariawi, tampak terharu usai anak-anak asuhannya menyelesaikan pertandingan.
“Melatih atlet difabel itu berbeda. Maaf,” ujarnya dengan suara bergetar dan menahan air mata.
Leli kehilangan kaki saat masih berusia empat tahun. Ketika itu, sepulang mengambil rapor bersama orang tuanya, sebatang pohon kelapa tumbang menimpanya dan dua orang lainnya. “Satu meninggal di tempat. Satu selamat,yang satu lagi saya," kisah Leli yang sekarang duduk di bangku kelas XII SMA Lukuwantan, Riau.
Akibat mujsibah itu, dokter terpaksa mengamputasi kaki kirinya yang remuk. Kaki kanannya menyusul kemudian, diamputasi di atas dan di bawah lutut.
Meski kehilangan anggota badan, Leli diberkati dengan hati yang kuat dan pantang menyerah. Leli, yang dalam kesehariannya menolak memakai tongkat, apalagi kursi roda, mulai menekuni tenis meja pada 2015, olahraga yang awalnya hanya dia jalani sebagai hobi.
Dengan mengandalkan kaki kanan dan tangan kanan, Leli berlatih keras di klub, bersama dengan atlet-atlet berfisik normal. Tak ada kata minder dalam kamus Leli. Justru ketika diremehkan karena keterbatasannya, semangatnya bangkit.
“Cara mengatasinya dengan senyum saja dan menunjukkan permainan terbaik,” ujar peraih perunggu dalam ASEAN Paragames tahun lalu ini.
Semangat atlet-atlet seperti Leli inilah yang membuat Pelatih Syahrial salut dan bersyukur bisa mengenal mereka. “Semangat kerja kerasnya luar biasa, disiplin, tidak pernah melawan pelatih, dan mengikuti apa yang dikatakan pelatih. Saya berdoa kepada mereka yang terbaik,” kata Syafrial yang baru melatih atlet berkebutuhan khusus mulai awal tahun ini.
(*)