INFO PEPARNAS - Bermain catur bagi penyandang tunanetra memberikan tantangan berlipat ganda. Selain mesti piawai menyusun strategi menyerang dan bertahan, serta mengembangkannya, atlet blind chess harus dapat mengandalkan daya ingatnya guna menghafalkan susunan bidak.
Tati Karhati, atlet catur tunanetra asal Kuningan, Jawa Barat, misalnya, mulai memperhatikan permainan catur sejak masih duduk di bangku sekolah dasar.
“Waktu itu hanya main-main saja. Kebetulan kakak-kakak dan ayah saya bisa bermain catur. Saya memperhatikan,” kata Tati seusai pertandingan perebutan medali perunggu kategori Blind Chess perorangan putri pada Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) XV/2016 Jawa Barat, Minggu, 23 Oktober 2016.
Tati, yang baru kehilangan penglihatannya pada usia lima tahun ini, menghafalkan susunan bidak sambil merabanya. Dalam catur tunanetra, warna bidak sama dengan catur biasa, hitam dan putih. Hanya saja, pada catur tunanetra, ada penanda pada bidaknya.
“Yang hitam biasanya ada pakunya. Kalau di papan, yang tinggi itu biasanya hitam,” kata paralimpian 24 tahun ini.
Kemampuan bermain catur seperti ini, kata Tati, didapat tak hanya karena bakat alaminya, tapi juga usaha. Karena sudah hobi, atlet Pelatnas ini tak pernah bosan bermain catur. Bahkan kegiatan itu dijajalnya setiap hari, sehingga kemahirannya pun terasah.
Latihan kerasnya berbuah manis. Pada Peparnas XIV/2012 di Riau, dia sukses meraih satu emas untuk nomor catur cepat dan satu perak untuk catur standar tunanetra. Dia juga gemilang di ASEAN Para Games 2013 di Myanmar dengan mengoleksi tiga emas, masing-masing untuk nomor perorangan cepat, standar perorangan, dan beregu cepat.
Sementara dalam Peparnas kali ini, Tati berhasil memenuhi target pribadinya. Dia berhasil meraih tiga emas, satu perak, dan satu perunggu. Emas dia dapatkan lewat nomor catur standar, catur cepat, beregu cepat, dan beregu standar. Sedangkan perak dan perunggu, masing-masing dia raih lewat nomor standar perorangan dan kategori Blind Chess.
Selain oleh atlet tunanetra, pertandingan catur di ajang Peparnas XV/2016 Jawa Barat diikuti paralimpian penyandang tunadaksa, dan tunarungu wicara. Khusus untuk catur tunanetra, para atletnya diperbolehkan meraba atau menyentuh bidak atau papan catur saat dapat giliran melangkah.
Cabang olahraga catur di Peparnas XV/2016 Jabar, yang digelar selama delapan hari di Hotel Savoy Homann, Bandung, memperebutkan 34 medali emas, 34 medali perak, dan 34 medali perunggu. (*)