TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi menyatakan pemerintah masih mengupayakan para atlet yang meraih medali di Olimpiade Rio lalu bisa terjun ke Asian Games. Sebab, sebagai tuan rumah, Indonesia harus menerjunkan atlet terbaik.
Hal itu termasuk kembali menerjunkan pasangan ganda campuran bulu tangkis, Liliyana Natsir/Tontowi Ahmad. Liliyana, yang menyatakan hendak pensiun pada akhir Olimpiade Rio lalu, kata Imam, telah dibujuk untuk menunda gantung raket dan menjadikan Asian Games sebagai penutup kariernya.
"Kami ingin mencapai target 20 medali emas agar masuk delapan besar. Di Incheon, Korea, kami hanya dapat empat medali emas," ucap Imam.
Imam berujar, pengawasan terhadap kualitas Atlet juga akan ditingkatkan untuk Asian Games 2018. Selain mereka yang tergabung di pelatnas, atlet lain akan dikumpulkan di pusat olahraga Cibubur. Latihan di sana akan menerapkan unsur promosi dan degradasi untuk menuju Asian Games 2018.
"Cabang olahraga yang diutamakan adalah bulu tangkis, angkat besi, dayung, judo, karate, tinju, atletik, sepeda, dan masih banyak lagi," tuturnya.
Ditanyai, apakah ada masalah soal anggaran dalam persiapan Asian Games ini, Imam mengatakan ada permasalahan anggaran untuk Indonesia Southeast Asian Games Organizing Committee (INASGOC). Sampai saat ini, ucap dia, belum ada kepastian INASGOC bisa mendapat anggaran persiapan penyelenggaraan sebesar Rp 2,8 triliun untuk tahun 2017.
"Hal itu masih akan dibicarakan. Konsekuensinya, kalau enggak terpenuhi, ya penyelenggaraan bisa terkendala, seperti penyediaan alatnya," ujar Imam.
Sebelumnya, Presiden INASGOC Erick Thohir sudah mengeluh perihal belum jelasnya besaran anggaran yang akan diterima panitia. Menurut dia, jika anggaran tidak siap, banyak pekerjaan INASGOC yang akan tertunda. Adapun salah satu penyebab tingginya biaya yang diminta adalah adanya biaya broadcasting fee yang harus disetor kepada Dewan Olimpiade Asia sebesar Rp 390 miliar.
ISTMAN M.P.