INFO PEPARNAS - Guyuran hujan tak mampu membendung kemeriahan pesta penutupan Pekan Olahraga Paralimpik Nasional (Peparnas) XV/2016 di Stadion Siliwangi, Bandung, Senin, 24 Oktober 2016. Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa secara resmi menutup penyelenggaraan ajang unjuk prestasi para atlet paralimpik se-Indonesia itu. Dalam sambutannya, Khofifah meminta seluruh atlet Peparnas terus berlatih dan meningkatkan prestasi mereka.
"Ajang seperti ini diharapkan menjadi pemicu, khususnya, bagi kawan-kawan disabilitas, dan segenap bangsa Indonesia pada umumnya. Pemerintah akan terus mendorong kesetaraan perlakuan, pemenuhan hak, dan prestasi bagi penyandang disabilitas di Indonesia, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Disabilitas," kata Khofifah.
Baca Juga:
Khofifah didampingi Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan dan Ketua National Paralympic Committe (NPC) Indonesia Senny Marbun.
Pesta penutupan Peparnas tahun ini mengusung tema "Indah Damai Cinta Negeriku". Koordinator Tim Sembilan Bagian Upacara PON XIX dan Peparnas XV/2016 Jawa Barat Aat Suratin mengatakan tema tersebut diambil dari dua judul lagu, yakni Indah Damai yang dibawakan band asal Kota Kembang, 4 Peniti, serta lagu Negeriku yang dipopulerkan Chrisye.
"Memang kata-kata ‘indah damai cinta negeri’ sangat klise. Justru melalui upacara penutupan Peparnas, kami ingin mengkhidmatkan lagi kata-kata klise tersebut," kata Aat.
Baca Juga:
Saat pesta penutupan, vokalis 4 Peniti, Zaki Zakaria, menyanyikan lagu band-nya sendiri. Dia juga turut menyanyikan Bagimu Negeri bersama musisi Bandung Pisan, usai api Peparnas XV/2016 dipadamkan. Setelah itu, barulah lagu Negeriku dinyanyikan.
Panitia juga merancang khusus tarian untuk upacara ini. “Misalnya, tarian tidak menggunakan tangan. Ini bentuk empati kami," kata Aat.
Acara penutupan ini pun dimeriahkan atraksi kembang api dan penampilan penyanyi-penyanyi papan atas, seperti Ruth Sahanaya dan penyanyi jazz tuna netra, Nenden, yang berkolaborasi dengan T-Five. Tampil juga Hendra, pemain keyboard penyandang tunanetra.
"Di layar besar, juga ada penerjemah bagi mereka yang tunarungu. Semuanya sudah kami persiapkan buat mereka yang difabel. Intinya, kami belajar banyak dari kegiatan Peparnas," kata Aat. (*)