INFO PEPARNAS - Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) XV 2016 Jawa Barat yang berlangsung 15-24 Oktober lalu, menyisakan berbagai kenangan dan cerita. Pesta paralimpian se-Indonesia ini diikuti para atlet dari 30 provinsi yang yang diturunkan dalam 13 cabang olahraga dan 599 nomor pertandingan. Empat provinsi yang tidak ikut bertanding dalam Peparnas tahun ini adalah Kalimantan Utara, Nusa Tenggara Barat, Bengkulu, dan Papua Barat.
Gelaran Peparnas XV tercatat paling banyak ragam klasifikasi cabang olahraganya. Atlet-atlet paralimpik memiliki keterbatasan aktivitas, mengalami gangguan, dan pembatasan partisipasi yang berbeda-beda sehingga panitia membagi cabang olahraga sesuai dengan kebutuhan atlet.
Baca Juga:
Renang menjadi cabang olahraga dengan klasifikasi terbanyak. Pada olimpiade atau pesta olahraga biasa, cabang olahraga renang hanya diklasifikasikan menjadi empat jenis dari segi jarak tempuh. Sementara pada Peparnas XV, cabang olahraga renang dilombakan dalam 15 nomor klasifikasi, dari mulai nomor s1 hingga s15.
Setiap jenis keterbatasan fisik atlet pun diperhitungkan sehingga perlu klasifikasi lagi. Misalnya, letak gangguan fisik, apakah di tangan atau di kaki.
Peparnas XV juga mempertandingkan cabang olahraga terbanyak sepanjang sejarah. Sebelumnya, hanya 11 cabang olahraga yang dipertandingkan, kemudian ada tambahan dua cabang olahraga, yakni judo dan goalball.
Baca Juga:
Adapun Olahraga goalball merupakan permainan adu lempar bola antara dua tim yang masing-masing terdiri dari tiga pemain. Mata para pemainnya ditutup sehingga mereka sangat mengandalkan indera pendengaran. Penonton dilarang mengeluarkan suara. Karena itu, arena pertandingan goalball dalam Peparnas bisa dibilang sebagai salah satu yang terunik. Ada keseruan di dalam kesenyapan.
Jumlah atlet dan official yang mengikuti Peparnas kali ini juga membludak, yakni 3255 orang. Dibandingkan dengan Peparnas XIV empat tahun lalu di Riau, jumlah ini naik tiga kali lipat. Panahan dan catur adalah cabang olahraga yang mengalami penambahan paralimpian. Pada Peparnas kali ini, jumlah atlet panahan mencapai 158 peserta. Sementara pada Peparnas di Riau, panahan hanya diikuti 50 peserta.
Pada catur, ada 150 atlet yang bertarung. Padahal, empat tahun lalu, peserta pertandingan catur Peparnas tak mencapai 100 orang. Hal itu menyebabkan panitia harus menyewa satu hotel lagi untuk para peserta, yakni Hotel Grand Asrilia, selain Hotel Savoy Homann yang telah disiapkan sebelumnya.
Venue-venue pertandingan Peparnas XV pun menjadi saksi pencapaian-pencapaian luar biasa paralimpian Indonesia. Dalam sembilan hari pelaksanaannya, tercipta 104 rekor baru yang terdiri dari 77 rekor Peparnas baru dan 27 rekor Peparnas yang melampui catatan rekor Asian Paragames.
Salah satu yang istimewa juga adalah pencapaian atlet tenis meja asal DKI Jakarta, David Jacobs. David mampu meraih tiga medali emas di Peparnas XV, setelah sebelumnya meraih medali emas pada PON XIX 2016 untuk cabang olahraga yang sama. (*)