TEMPO.CO, Jakarta - Aquathon Dunia ke-4 atau The 4th Worldwide Aquathon Day berlangsung di seluruh dunia pada Sabtu, 12 November 2016. Hingga Kamis, 10 November, sudah 79 negara –termasuk Indonesia, memastikan berpartisipasi. Selama tiga jam non-stop, dari jam 09.00 – 12.00 waktu lokal, aquathon atau maraton aerobik air berlangsung secara serentak di 240 lokasi di seluruh dunia. Angka ini, diperkirakan, terus naik hingga menjelang 12 November.
Water Exercise Therapy atau WET, klub akuarobik—aerobik air—berbasis Jakarta, menjadi pelaksana maraton air internasional ini. “Ini kali kedua. Pada 2015, WET juga menjadi tuan-rumah Aquathon Dunia ke-3,”ujar Damiana Dotty Widowati, Ketua Pelaksana Aquathon Dunia ke-4 di Indonesia, sekaligus pendiri WET.
Sekolah Mentari, Jalan Haji Jian 6, Cipete, Jakarta Selatan dipilih menjadi lokasi event. "Selain kolam renang dan fasilitas pendukung yang memenuhi standar aquathon, lokasi Sekolah Mentari juga amat strategis – mudah dicapai dari berbagai arah.,” ujar Sari Pribadi, Asisten Pelaksana.
Bersama Dotty, Sari dan tim kerjanya menyiapkan acara ini selama tiga bulan lebih. “Tujuan utama kami adalah menunjang pola hidup sehat melalui olahraga yang baik dan benar,” kata Dotty. Wanita ini pemegang sertifikat instruktur internasional akuarobik . Selama lima tahun terakhir, dia aktif mengembangkan olahraga akuarobik di Indonesia.
Diperkirakan sekitar 150 peserta dari segala level usia dan latar belakang, baik pelaku akuarobik reguler, mau pun yang baru pertama kali, akan bergabung memeriahkan maraton air dunia ini. Sedikitnya enam pelatih akuarobik profesional aktif mengawal Aquathon Dunia ke-4. Di antaranya, Damiana Dotty Widowati dan Atie Hardjolukito.
Atie, pendiri Klub Akuarobik Mermaid adalah peraih medali emas renang Pekan Olahraga Nasional era 1970-an yang telah 16 tahun lebih menjadi pelatih akuraobik di Indonesia.
Menurut Atie, kegiatan akuarobik internasional semacam ini, amat strategis meluaskan informasi aerobik air kepada masyarakat luas. “Manfaat olahraga ini luar biasa, hanya belum banyak dipahami orang,” kata Atie. “Sebagai pelatih,sedapat mungkin kami berupaya memperkenalkan akuarobik melalui demonstrasi, latihan, berbagai event khusus seperti ini, juga lewat kerjasama dengan media dan para dokter,” wanita ini melanjutkan.
Indonesia adalah satu dari 19 negara Asia yang berpartisipasi dalam the 4th Worldwide Aquathon Day. Dari kawasan regional ASEAN, selain Indonesia, ada Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand.
Maraton air internasional ini bermula saat pelatih akuarobik asal Afrika Selatan, Rose Hartzenberg, berjuang meluaskan manfaat olahraga ini secara mondial. Dia berhasil mencatatkan 12 November sebagai Worldwide Aquathon Day atau Hari Aquathon Dunia pada 2009.
Kegiatan maraton berbasis air ini bisa dilakukan di kolam renang hingga di laut–tergantung pilihan penyelenggara di negaranya masing-masing. Berbeda dari olahraga air lain, akuarobik tak membutuhkan kemampuan berenang–dan terbuka bagi segala kelompok usia.
Mulai dari anak-anak sampai kelompok usia senior, mulai dari penggemar olahraga air, hingga mereka yang ingin memulihkan cedera otot tubuh – salah satu kekuatan utama olahraga ini– dapat menjadi pelaku akuarobik, di bawah bimbingan instruktur profesional. “Satu penyebab umum cedera otot adalah kesalahan gerak tubuh selama bertahun-tahun, “kata Dotty. “Latihan rutin akan
membantu mengembalikan keseimbangan tubuh – serta memulihkan cedera otot– misalnya di lutut atau punggung,” dia menegaskan. Dia berharap, akuarobik kian meluas kelak ke berbagai wilayah Indonesa, sehingga lebih banyak orang dapat memetik manfaatnya.
Aquathon Dunia ke-4 di Jakarta berlangsung melalui kerjasama WET bersama sejumlah pihak. Antara lain Sekolah Mentari serta Rumah Sakit Ibu dan Anak Brawijaya, Jakarta. Sejumlah dokter dan petugasmedis dari RS Brawijaya akan memberikan pemeriksaan kesehatan gratis selama kegiatan aquathon berlangsung.
NS