TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi merespons survei Lembaga Anti-Doping Dunia (WADA) yang menyatakan Indonesia sebagai salah satu dari tiga negara yang masih rawan penggunaan doping. Imam berkata, akan ada evaluasi besar-besaran untuk merespons kritik dari WADA tersebut.
"Lembaga Anti-Doping Indonesia belum berfungsi secara maksimal," ujar Imam ketika dicegat di Istana Kepresidenan, Kamis, 24 November 2016.
Dalam surveinya, WADA menyampaikan bahwa Indonesia masih rawan doping karena dua hal. Pertama, Indonesia melakukan tes doping di laboratorium yang belum terakreditasi oleh WADA. Kedua, tidak ada langkah Indonesia untuk memperbaiki hal tersebut.
Padahal, dalam waktu dekat, Indonesia akan menggelar Asian Games. Pesta Olahraga Asia itu akan digelar di Jakarta dan Palembang pada 2018.
Imam melanjutkan, pihaknya tidak hanya akan mengevaluasi, tapi juga melakukan penguatan. Harapannya, dengan penguatan lembaga doping yang terintegrasi dengan Olympic Center, tidak ada lagi hasil tes doping yang dipertanyakan atau meleset.
"Ada kalanya, setelah mendapat medali malah tes dopingnya itu positif. Walhasil, harus digugurkan dan bisa kena sanksi tidak bisa ikut lagi," ujar Imam.
Saat ditanyai apakah dia sudah mendapat laporan soal siapa saja yang tes dopingnya positif dalam PON Jawa Barat beberapa waktu lalu, Imam mengatakan tidak. "Sejauh ini belum ada laporan dari tim kami yang menyatakan ada atlet menggunakan doping," katanya.
ISTMAN M.P.