TEMPO.CO, Jakarta - Pasangan ganda putri terbaik Indonesia, Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari, memutuskan mundur dari turnamen BWF World Super Series Final yang akan berlangsung pada 14-18 Desember 2016 di Dubai, Uni Emirat Arab. Peraih medali emas Asian Games Incheon 2014 ini mundur lantaran Nitya harus bersiap naik ke meja operasi untuk menyembuhkan cedera lutut kanan yang dideritanya sejak dulu.
“Greysia/Nitya mundur dari Super Series Final karena rencananya besok Nitya akan operasi berdasarkan keputusan dari hasil evaluasi kondisinya dalam setahun ini. Ia sudah mengikuti anjuran dari dokter PBSI, tapi cederanya tidak berangsur membaik. Jadi, kami ambil keputusan, opsi terakhir ya harus operasi dengan harapan kondisi Nitya akan jauh lebih baik dibanding sebelumnya,” kata Eng Hian, pelatih pasangan ini, di pelatnas Cipayung, Jakarta Selatan, Kamis.
“Cedera Nitya memang sudah sejak dulu sebelum saya menangani Nitya. Cedera itu kambuhnya tidak bisa diprediksi. Cederanya tidak semakin parah, tapi tidak juga semakin membaik. Kadang saat sedang keadaan normal bisa tiba-tiba kambuh,” ujar Eng Hian.
Terkait dengan nasib Greysia/Nitya ke depannya, Eng Hian yang merupakan pelatih kepala ganda putri Indonesia itu mengaku belum ada rencana apa-apa. Dia hanya ingin berfokus menyelesaikan tugasnya di pelatnas hingga akhir tahun.
“Pascaoperasi, Nitya dipastikan beristirahat, tapi belum tahu berapa lama. Dokter nanti yang bisa memberikan statement butuh berapa lama istirahatnya. Ke depannya saya juga belum ada rencana apa-apa, saya mau fokus dulu menyelesaikan tugas saya tahun ini,” kata Eng Hian.
Dengan absennya Greysia/Nitya, Indonesia hanya punya empat wakil dalam turnamen penutup tahun 2016 itu. Mereka adalah Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon, Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi di nomor ganda putra, serta Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir dan Praveen Jordan/Debby Susanto di nomor ganda campuran.
BADMINTON INDONESIA | NS