TEMPO.CO, Melbourne - Andy Murray seperti bukan petenis nomor satu. Penampilannya tak terlihat maksimal saat menghadapi petenis asal Ukraina, Illya Marchenko, dalam laga perdana Australia Terbuka.
Sejumlah penonton yang menjadi pendukung petenis Inggris kelahiran Skotlandia itu sempat kesal melihat permainan Murray. “Hei, bangun. Ini pertandingan Grand Slam, ayo lah,” teriak salah satu penonton setelah set kedua berakhir dengan tiebreak, kemarin.
Sejatinya, Murray menang straight set atas Marchenko dengan 7-5, 7-6 (7/5), 6-2 di lapangan utama Rod Laver Arena. Namun, permainan Murray membuat penonton yang mendukungnya dag dig dug. Mereka berharap Murray bisa menyelesaikan turnamen ini sampai final.
Pada Mei tahun lalu, Murray juga mendapat teriakan dari luar lapangan untuk bangkit dari permainannya yang loyo. Namun teriakan itu berasal dari pelatihnya, Amelie Mauresmo. Alih-alih permainan Murray menjadi lebih bagus, petenis yang baru saja mendapat gelar ksatria itu justru merasa tersinggung dan kemudian memecat Mauresmo. “Teriakan itu membingungkan saya,” katanya beralasan.
Murray juga mengakui, sebenarnya saat di lapangan, dia juga mengatakan pada dirinya sendiri agar segera bangkit. Dia mengakui tidak sedang bermain baik. "Saya juga berkata dalam hati supaya bermain dengan bagus saat di lapangan tadi,” kata dia.
Setelah berpisah dengan Mauresmo, Murray kembali menggandeng Ivan Lendl sebagai pelatihnya. Lendl–mantan petenis peringkat pertama dunia yang merebut Australia Terbuka pada 1989 dan 1990–sebenarnya telah memperbaiki permainan Murray dan membawanya sampai lima kali menjadi finalis dalam Australia Terbuka sejak 2010.
Lendl juga berhasil mengantarkan Murray sebagai petenis peringkat pertama dunia akhir musim lalu. Kini, Lendl bertanggung jawab agar Murray bisa fokus saat bertanding. Sebab, Murray punya kelemahan saat bertanding. Permainannya mudah rusak saat gagal menahan emosi ketika menghadapi poin-poin kritis.
Bahkan tahun lalu, dia harus meminta maaf atas perilaku agresifnya yang terus-menerus berteriak saat membuat kesalahan sendiri. Dia mondar-mandir sambil marah-marah ketika bola pukulannya tersangkut di net.
Tak hanya itu, emosi dia meledak hanya karena sebuah minuman kemasan yang digunakan di Melbourne Park tak sesuai dengan keinginannya. Murray mengakui kebiasaan tersebut telah dilakukan sejak kecil. “Perilaku itu mungkin telah ada sejak saya berusia 11 atau 12 tahun,” ujarnya.
Ini menjadi tantangan bagi Murray ke depan. Dalam Australia Terbuka tahun ini, mampukah Murray merebut juara atau kembali mengulang menjadi finalis? Yang pasti petenis nomor satu dunia itu telah lolos di putaran kedua dan selanjutnya akan menghadapi petenis Rusia, Andrey Rublev.
GUARDIAN | AUSOPEN | ANTO