TEMPO.CO, Melbourne - Serena Williams memastikan bertemu dengan kakaknya, Venus Williams, di final Australia Terbuka pada Sabtu besok. Ini adalah pertemuan ulangan setelah 14 tahun lamanya terjadi final Williams bersaudara di Melbourne Park.
Serena lolos ke final setelah mengalahkan petenis veteran Mirjana Lucic-Baroni dengan 6-2, 6-1, hanya dalam waktu 50 menit. Sedangkan Venus lebih dulu melangkah ke babak final setelah mengalahkan Coco Vandeweghe dengan 6- 7 (3), 6-2, 6-3, di Rod Laver Arena kemarin.
Pertemuan kakak-beradik Williams ini akan menjadi pertarungan yang ke-28. Dari sejarah pertemuan mereka sebelumnya, Serena unggul kemenangan dari Venus 16-11. Kali ini, Serena tak hanya mengincar kemenangan semata. Dia juga membidik rekor gelar Grand Slam ke-23 yang bisa melewati rekor Steffi Graf.
"Dia akan menjadi lawan terberat saya karena tak seorang pun pernah mengalahkan saya sebanyak Venus," kata Serena. "Saya hanya merasa seperti apa pun yang terjadi, kami sudah menang.”
Serena masih tetap diunggulkan menghadapi kakaknya, dengan penampilannya yang stabil berada di jajaran petenis papan atas. Sementara prestasi Venus sempat melorot. Namun, Serena enggan secara terbuka akan menghabisi kakaknya di laga final nanti. “Dia berarti segalanya bagi saya.”
Pada pertemuan final Australia Terbuka 2003, Serena mengalahkan Venus 7-6(4), 3-6, 6-4. Namun, kemenangan Serena itu dianggap kontroversi karena saat itu dia sedang membidik rekor “Serena Slam”, yang melengkapi gelar empat Grand Slam. Seolah Venus mengalah untuk melapangkan jalan adiknya meraih rekor. Namun, anggapan miring itu lambat laun terhapus karena mereka tetap mendominasi sampai lebih dari satu dekade.
Bagi Venus, yang lebih tua setahun dari adiknya, pencapaian final grand slam kali ini adalah yang pertama setelah delapan tahun lamanya. Dia terakhir mencapai final Wimbledon 2009 dam kalah dari Serena. Pencapaiannya kali ini benar-benar membuatnya gembira. Dia melemparkan raketnya setelah menutup perlawanan Vandeweghe selama 2 jam 26 menit.
Prestasi Venus Williams sempat melorot dibandingkan adiknya yang terus bertahan di puncak karirnya. Dia sempat dibekap sakit sindrom Sjorgen—kelainan otoimun yang membuat penderitanya mengalami kekeringan air mata dan liur--pada 2011. Sejak itu, dia sering absen di berbagai turnamen sampai 2012.
Di Melbourne Park kali ini, perjuanganVenus tak semulus Serena. Dia mencapai final setelah berjuang keras dalam pertarungan ketat di setiap putaran. Sedangkan Serena menyingkirkan lawan-lawannya rata-rata dengan straight set dan tak kurang dari 60 menit. Pukulan servis Serena jauh lebih keras dari Venus dan stabil. Sedangkan Venus lebih unggul dalam pengembalian servis yang banyak menuai poin.
AUSOPEN| DAILAYMAIL| SMH| GUARDIAN|