TEMPO.CO, Jakarta - Novak Djokovic pernah merasakan sakitnya dikalahkan oleh Juan Martin del Potro. Bila ia takluk di turnamen lain, mungkin pemain Serbia itu tak sampai mencucurkan air mata.
Tapi, saat itu Djokovic kalah di babak pertama Olimpiade Rio 2016 dan hasil tersebut terasa menyesakkan buat pemain yang waktu itu masih berstatus nomor satu dunia dan belum perna menjuarai Olimpiade. Apalagi saat itu Del Potro sama sekali tak diunggulkan setelah lama absen karena cedera.
Djokovic berhasil membalas kekalahan itu pada Meksiko Terbuka di Acapulco, awal Maret 2017. Kini, kedua pemain itu akan kembali berjumpa di babak ketika seri Master Indian Wells di California, Amerika Serikat, Selasa malam waktu setempat atau Rabu pagi di Indonesia.
"Saya harus mengerahkan segala kemampuan. Itulah yang harus dilakukan untuk mengalahkannya. Meski rankingnya tidak tinggi dan jarang bermain, sudah pasti ia salah satu yang terbaik di dunia pada 2016, terutama pada paruh kedua dengan ikut menjuarai Piala Davis dan meraih medali perak Olimpiade," kata Djokovic di situs ATP.
"Ia pemain yang sulit dikalahkan. Jangkung, servisnya keras, forehand-nya keras. Hasil undian seperti ini sudah pasti tidak kita harapkan. Saya bertemu dia di Acapulco an pertandingan sangat ketat. " tambah juara bertahan di Indian Wells itu.
Pertemuan di Olimpiade Rio sendiri adlah yang pertama buat Djokovic dan Del Potro setelah terakhir pada 2013. Meski Djokovic unggul rekor pertemuan 4-1, tapi beberapa pertandingan terakhir begitu ketat, termasuk saat ia menang 7-5, 4-6, 7-6(2), 6-7(6), 6-3 dalam waktu 4 jam 43 menit di semifinal Wimbledon 2016 dan di Acapulco lalu berakhir dengan skor 4-6, 6-4, 6-4.
PIPIT