TEMPO.CO, Jakarta - Luckyus Prasetyo, atlet dayung peserta pemusatan latihan di Cipulir, Jawa Barat, harus meninggalkan pelatnas lebih awal. Siswa kelas XII Sekolah Menengah Atas Olahraga Negeri Sriwijaya (SONS) itu sedang mengikuti uji coba ujian nasional berbasis komputer, ujian sekolah, ujian nasional. Hal itu diungkapkan Mitrisno, Kepala SONS, Kamis, 16 Maret 2017.
“Setelah selesai pelaksanaan ujian, mereka kembali menjalani pelatnas,” katanya.
Hingga saat ini, sudah beberapa siswa dan alumnus SONS tergabung dalam pelatnas persiapan Asian Games 2018 Palembang-Jakarta. Selain mengirim Luckyus, SONS mengirim Maryati, Yuniar, dan Sri Yuniarti. Luckyus, siswa 17 tahun yang berasal dari Kecamatan Gelumbang, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan, telah menekuni cabang olahraga dayung saat masuk SONS.
Awalnya, di SONS, ia diterima di cabang atletik untuk nomor lempar lembing. Karena dalam beberapa kali evaluasi tidak menunjukkan peningkatan prestasi, dia disarankan pelatih atletik, Mitrisno, pindah ke cabang dayung.
“Setelah pindah cabang, justru hasilnya luar biasa," ucap Mitrisno. Sebagai buktinya, ia berhasil meraih beberapa prestasi nasional, di antaranya medali perunggu POPNAS 2015, perunggu PON 2016, dan perak Piala Asia Singapura 2016.
Berbekal prestasi yang disandang, pada 2015, ia dapat panggilan dari PB PODSI untuk menjalani pelatnas persiapan Asian Games 2018 menyusul jejak senior yang juga lulusan SONS, di antaranya Maryati, Yuniar, dan Sri Yuniarti, yang beberapa kali ikut SEA Games dan kejuaraan dunia dayung.
Sementara itu, Luckyus mengaku untuk sementara waktu harus meninggalkan beberapa rekannya sesama peserta pelatnas di Cipulir. Meskipun terbilang cukup lama meninggalkan bangku sekolah di Palembang, ia tetap mendapatkan ilmu umum karena pihak sekolah terlibat langsung dalam proses belajar anak didik yang sedang berada di luar daerah.
Selama menjalani pelatnas, Lucky dan kawan-kawannya tetap mengikuti pelajaran sekolah. SONS mengirim modul atau lembar kerja mata pelajaran. Walaupun beratnya latihan, mereka tetap punya beban untuk belajar, yaitu melalui latihan-latihan soal yang dikirim melalui e-mail.
PARLIZA HENDRAWAN