TEMPO.CO, Jakarta - Pembalap tim Ducati, Jorge Lorenzo, menyatakan dia masih memiliki pekerjaan besar pada latihan kedua MotoGP Qatar di Sirkuit Losail hari ini, 24 Maret 2017. Dia menilai motornya harus disetel ulang untuk mendapatkan hasil terbaik pada balapan Ahad mendatang.
Lorenzo mendapatkan masalah pada pemilihan ban pada latihan pertama Kamis kemarin. Dia mencoba ban dengan kekerasan maksimal pada awal latihan tapi tak mendapatkan cengkeraman yang baik di lintasan Losail yang berdebu dan berangin kencang.
Dia pun mencoba menggunakan ban lunak pada sesi terakhir latihan dan sempat mendapatkan catatan waktu yang baik. Namun, dia menyatakan hal itu hanya berlangsung beberapa putaran saja. Penyebabnya, ban lunak lebih cepat habis sehingga cengkeraman kembali berkurang.
Baca: Rossi Hanya Urutan 9 di Latihan MotoGP Qatar, Apa Kata Vinales?
"Kami berusaha mengatasi angin. Kondisi seperti ini jelas bukan kondisi ideal untuk ban keras. Kami baru mendapatkan hasil baik ketika kami menggunakan ban lunak dan saya merasa nyaman. Namun itu hanya untuk beberapa putaran," ujarnya.
"Pada dua putaran terakhir performa ban sangat jatuh, ban belakang. Kami harus mencoba sesuatu yang besar besok, terutama untuk memperbaiki kenyamanan saat memasuki lintasan. Ini adalah masalah setelan," ujarnya.
"Lihat saja nanti apakah solusi ini bisa meningkatkan rasa percaya diri kami karena dengan ban lunak itu terlalu lunak. Sangat cepat habis. Kemudian dengan ban keras kami tak berkompetisi dan juga tak bisa tampil konstan," katanya melanjutkan.
Baca juga: Ini Penyebab Marquez Kalah dari Vinales pada Latihan MotoGP Qatar
Lorenzo mengaku dia merasa motor Ducati Desmosedici GP17 terlalu agresif saat memasuki tikungan. Karena itu, dia menilai motor ini sangat menguras energi karena ban belakang tak mendapatkan cengkeraman yang baik.
"Saat ini motor sangat agresif jadi saya tak menggunakan ban belakang saat menghentikan motor. Kami harus mendapatkan kepercayaan diri lebih ketika mengerem dengan ban belakang, untuk lebih mempercayai motor ini ketika mengerem dan juga saat memasuki tikungan. Ketika kami kekurangan cengkeraman ban belakang kami berjuang lebih keras di area itu," ujarnya.
"Motor ini sangat menguras fisik, terutama karena kami tak mendapatkan cengkeraman ban belakang yang baik. Kami harus bekerja membuat motor lebih mudah bagi pembalap di semua kondisi," katanya.
Berita Lainnya: Melempem di Latihan MotoGP Qatar, Begini Penjelasan Rossi
Keagresifan Ducati seperti ucapan Lorenzo memang terbukti. Berdasarkan catatan resmi MotoGP, para pembalap yang menggunakan motor Ducati mampu mencatatkan kecepatan puncak di atas mesin pabrikan lain.
Lorenzo sendiri mampu mencatatkan kecepatan puncak 343 kilometer per jam, jauh di atas Maverick Vinales yang mencatatkan waktu tercepat dengan kecepatan puncak hanya 335 kilometer per jam. Namun sayangnya Lorenzo hanya mampu berada di posisi keempat pembalap tercepat.
CRASH | FEBRIYAN