TEMPO.CO, Jakarta - Harga pasar pemain sepak bola nasional mulai menanjak. Khususnya setelah timnas Indonesia U-22 berlaga dalam SEA Games 2017 di Malaysia, harga pasar pemain muda Indonesia tidak lagi sembarangan.
Perubahan ini dinilai sebagai konsekuensi nyata dari pertumbuhan minat bisnis sepak bola nasional. Menurut Manajer Madura United Haruna Soemitro, animo penggemar sepak bola sedang tinggi-tingginya.
"Saat ini, liga di semua tingkatan sedang berjalan dan ke depan akan tumbuh lebih bagus lagi sehingga permintaan pemain, khususnya lokal, akan tinggi, sementara pasokan masih terbatas. Inilah yang membuat harga pemain melonjak," katanya saat dihubungi Tempo.co, Rabu, 6 September 2017.
Baca: 5 Pemain Timnas Indonesia Termahal, Stefano Lilipaly Teratas
Melonjaknya harga pemain muda dinilai wajar oleh Haruna. Apalagi saat ini PSSI memasang regulasi batasan usia pemain di Liga Indonesia. Hanya ada dua pemain di atas 35 tahun yang bisa dimiliki setiap klub.
"Tentu pemain akan memasang harga untuk perencanaan masa depannya," ujarnya.
Ia mengatakan rata-rata klub sudah memasukkan nilai pemain sebagai investasi, bukan lagi pengeluaran. Hal ini membuat klub berpikir untuk mengontrak pemain berkemampuan bagus secara jangka panjang. Pemain dinilai sebagai sebuah investasi bagus bagi klub.
Baca: Pemain Asing Termahal di Liga 1 Bukan Essien, tapi N`Douassel
Hal tersebut, menurut dia, tidak pula memberatkan pihak klub. "Sejauh bisnis industri sepak bola tumbuh signifikan serta hak siar TV, sponsor, dan aspek komersial lain bergerak naik, bursa transfer pemain tidak ada yang memberatkan klub," ucapnya.
Harga pasar dua pemain muda Persib yang membela timnas Indonesia U-22, Febri Haryadi dan Gian Zola, melonjak naik. Dari data Transfermarkt, harga mereka menembus Rp 2,6 miliar. Demikian juga dengan pemain muda Septian David Maulana dan Andy Nugroho yang dibanderol Rp 2,3 miliar.
EGI ADYATAMA