TEMPO.CO, Jakarta - Dua mantan petenis terbaik Asia Tenggara, Yayuk Basuki dari Indonesia dan Tamarine Tanusagarn dari Thailand, kembali bertemu di lapangan tenis. Namun bukan buat bertanding, keduanya menjadi pelatih dalam sesi coaching clinic bersama 30 petenis muda Indonesia di Lapangan Tenis Hotel Sultan, Jakarta Selatan, Kamis, 14 September 2017.
"Dengan adanya Kegiatan coacing clinic ini mudah-mudahan dapat memotivasi adik-adik kita untuk melihat atlet seperti Tamarine dan lainnya, bagaimana agar lebih giat lagi bermain tenis," kata Yayuk Basuki.
Meski telah pensiun, baik Yayuk maupun Tamarine tampak tak canggung. Back hand satu tangan Yayuk nampak masih cukup prima. Hampir sekitar satu jam setengah keduanya melatih para atlet muda itu.
"Ini merupakan kesempatan yang bagus bagi mereka. Semua anak-anak ini bisa datang dan mempelajari dari para atlet profesional langsung," kata Tamarine.
Mantan petenis Thailand, Tamarine Tanusagarn, membaginya ilmunya dalam coaching clinic di Lapangan Tenis Hotel Sultan, Jakarta Selatan, Kamis, 14 September 2017. TEMPO/Egi Adyatama
Yayuk dan Tamarine merupakan dua petenis dari Asia Tenggara yang sempat menembus rangking 20 besar dunia. Keduanya bisa mencapai peringkat ke-19, Yayuk pada tahun 1997 dan Tamarine pada 2002. Keduanya juga pernah bertemu pada final Asian Games 1998 di Bangkok, Thailand, pada nomor tunggal putri. Partai itu berakhir dengan kemenangan Yayuk Basuki.
Di akhir sesi coaching clinic itu, Yayuk dan Tamarine kembali bertemu di pertandingan. Namun kali ini, keduanya bertemu dalam nomor ganda putri. Yayuk berpasangan dengan petenis nasional Wynne Prakusya, sedang Tamarine bersama Vice President WTA Asia-Pacific, Melissa Pine.
Mereka hanya bermain satu game. Hasilnya, pasangan Tamarine dan Melissa unggul lewat Tie Break. "Jika kita masih rutin latihan, tentunya kita bisa bermain lebih bagus dari ini," kata Tamarine usai pertandingan sambil tertawa.
Yayuk Basuki.
Petenis muda Oxi Gravitasi Putri yang ikut sesi coaching clinic ini mengaku senang bisa ikut terlibat. "Pengalamanya berharga banget. Saya juga jadi ingin seperti mereka, bisa menembus 20 besar dunia," kata atlet berumur 17 tahun, yang menjadi andalan DKI Jakarta itu.
Hal senada diungkapkan Joanne Lynn Hartono, petenis belia dari Bandung. Joanne yang masih berumur 10 tahun, adalah yang paling muda dan nampaksangat bersemangat dalam sesi coaching clinic itu. "Tadi diajarin taktis-taktis profesional di lapangan," kata Joanne.
Joanne yang bercita-cita masuk dunia tenis profesional pun mengaku bersemangat kembali mengejar impiannya. "Nanti ingin hebat seperti Serena Williams," kata dia.
EGI ADYATAMA