TEMPO.CO, Singapura - Untuk pertama kalinya dalam sejarah, Indonesia bisa memiliki dua juara tinju dunia. Jawara asal Semarang, Chris John, akan mempertahankan sabuk kelas bulu World Boxing Association untuk ke-16 kali menghadapi penantang asal Jepang, Shoji Kimura, Singapura, Sabtu malam, 4 Mei 2012.
Di ring yang sama di Marina Bay Sands, petinju asal Sukadana, Kalimantan Barat, Daud Yordan akan memperebutkan sabuk kelas bulu International Boxing Organization yang lowong versus Lorenzo Villanueva dari Filipina.
"Saya siap jadi juara dunia," kata Daud, 24 tahun, Jumat. Dia menyadari sepenuhnya kekuatan lawan yang memiliki pukulan kiri ekstra kuat. Apalagi Villanueva kidal dan bertinju dengan kuda-kuda "terbalik" yang sering menyulitkan petinju bertangan kanan.
Namun Daud pede setelah mengarungi 120 ronde melawan dua petinju kidal asal Filipina. Cino, julukannya, mengatakan Villanueva bakal ngos-ngosan setelah mengumbar tenaga di ronde-ronde awal. "Kalau bisa melewati ronde empat, saya menang."
Chris John diprediksi menang mudah atas Kimura, yang kalah dua kali di tiga pertandingan terakhirnya. Jawara 32 tahun itu mengandalkan "Pukulan Naga" untuk menjatuhkan lawan. Bogem itu sekilas mirip hook, namun pukulan datang dari atas dan menukik saat menghunjam kepala lawan. "Ini tahun naga, maka saatnya pukulan naga," ujar petinju berjuluk the Dragon itu. Sebagai tandingan, Kimura mengasah pukulan silang kiri--Tinju Hanagata, diambil dari nama pelatihnya--yang dia yakini bisa menumbangkan sang jawara.
Ellyas Pical asal Saparua, Maluku, jadi manusia Indonesia pertama yang menyandang sabuk juara dunia, setelah mengandaskan petinju Korea Ju-Do Chun di Istora Senayan, 3 Mei 1985. Tiga tahun kemudian Nico Thomas asal Ambon menjadi juara dunia kelas minimum versi International Boxing Federation. Chris John menyusul prestasi senior-seniornya pada 2003 dan belum terkalahkan sampai sekarang. Terakhir, petinju gaek Muhammad Rachman jadi jawara pada 2004 dan 2011.
REZA MAULANA