TEMPO.CO , Jakarta - Lis Andriana, atlet paralayang yang baru saja menjadi Juara Dunia Puteri dalam Paragliding Accuracy World Championship Super Finals di Bach, Tirol, Austria, 6 Oktober 2012 lalu, ternyata takut ketinggian.
"Saat pertama kali mencoba terbang, aku malah merem," kata Lis saat ditemui wartawan sesuai bertemu dengan Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng di Jakarta, 12 Oktober 2012.
Lis bertutur, dalam penerbangan-penerbangan awalnya di tahun 2006, ia masih didampingi. "Seperti robot. Sampai landing pun aku masih diarahkan," kata dia. Lis mengatakan, pada terbang kali keenam barulah ia berani membuka mata.
"Aku enggak tahu ya kok dulu aku bisa mengalahkan ketakutanku sendiri," kata Lis. Menurut ibu beranak tiga itu, teman-teman lain yang juga takut ketinggian kebanyakan urung belajar paragliding.
Ditanya mengenai rahasianya memenangi kejuaraan Accuracy Paragliding, ia menjawab singkat, "Feeling," ujarnya. Feeling itu, kata dia, tidak bisa muncul tiba-tiba. Semua itu harus dilatih. Oleh karena itu, ia menghabiskan waktu sehari-harinya dengan berlatih dari pagi sampai sore.
Lis mengatakan, dalam mempersiapkan SEA Games, selama satu tahun ia tinggal di kawasan Puncak, Bogor, Jawa Barat. Menurut wanita 29 tahun ini, tinggal jauh dari kampung halamannya di Kutai Barat, Kalimantan Timur, adalah konsekuensinya sebagai atlet profesional .
Dengan kesibukannya berlatih dan mengikuti kejuaraan, Lis mengaku tak punya banyak waktu untuk menikmati kampung halamannya. Tahun ini, katanya, Lis hanya sempat pulang selama dua hari saat lebaran. "Ini mau pulang ternyata bulan depan ada kejuaraan nasional di Majalengka, Jawa Barat," kata dia.
GADI MAKITAN
Berita terpopuler lainnya:
Mourinho Kritik Sikap Casillas terhadap Barca
Timnas Malaysia Terancam tanpa Safee Sali di AFF
Pelatih Brasil: Level Tim Samba di Bawah Spanyol
Juventus dan Napoli Kandidat Juara Seri-A
Nocerino: Milan Harus Pulihkan Mental
Prandelli Minta Italia Tak Remehkan Armenia