TEMPO.CO, Sidoarjo - Sebanyak 16 Pengurus Provinsi Ikatan Sport Sepeda Indonesia (ISSI) menggelar Musyawarah Nasional Luar Biasa di Hotel Bandara, Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur, Sabtu, 9 Maret 2013. Munaslub itu digelar untuk mengganti kepengurusan Pengurus Besar ISSI yang dipimpin oleh Edmond Simorangkir.
"Ada 18 pengurus provinsi yang telah menyatakan mosi tidak percaya kepada Edmond. Sah kalau kami menyelenggarakan munaslub karena telah memenuhi quorum," kata Ketua Panitia Munaslub, Sastra Harijanto Tjondrokusumo. Menurut Harijanto, permasalahan di organisasi balap sepeda nasional itu telanjur kronis dan terakumulasi. Sehingga, kata dia, Munaslub menjadi solusi untuk menyelesaikan kemelut. "Yang tidak bisa ditoleransi, pengurus besar telah melanggar AD/ART dan berbuat kriminal," ujar Harijanto yang juga Sekretaris Pengprov ISSI Jawa Timur.
Acara Munaslub diwarnai insiden pengusiran terhadap Ketua Bidang Organisasi PB ISSI Armudji. Lelaki yang juga anggota DPRD Kota Surabaya itu sempat didorong-dorong ke luar ruangan oleh peserta Munaslub. "Armuji kami tolak masuk ruang Munaslub karena tak membawa surat mandat dari pusat," ujar Harijanto.
Usai ditolak peserta Munaslub, Armuji menyatakan bahwa kegiatan yang dimotori ISSI Jawa Timur tersebut illegal. Ia pun mengancam akan membekukan kepengurusan ISSI Jawa Timur. "PB ISSI menganggap Munaslub sebagai pelanggaran, kami akan membekukan ISSI Jawa Timur karena memelopori kegiatan illegal," ujar dia.
Armuji tak yakin Munaslub itu murni aspirasi dari bawah. Ia menuding ada sekelompok orang di tubuh ISSI yang sengaja mencari alasan agar bisa mengganti Edmond. "Saya mendengar salah satu alasan menggusur Edmond karena yang bersangkutan tidak bisa menyelenggarakan Tour de Bali. Tapi mereka tidak melihat secara jernih mengapa Tour de Bali belum terlaksana," kata Armuji.
Selain itu, kata Armuji, ada sponsor yang berjanji member hadiah sepeda 10 unit per pengurus daerah bila berhasil menggulingkan Edmond. Namun tuduhan Armuji ditepis utusan Pengprov ISSI Gorontalo, Jumadi Ishak. "Kami tidak sehina itu. Kami hanya ingin Edmond diganti karena sudah tidak layak," kata dia.
KUKUH S. WIBOWO