TEMPO.CO, Jakarta- Pemain tunggal putra Indonesia, Andre Kurniawan Tedjono lolos ke babak utama turnamen bulu tangkis Indonesia Open 2013 setelah mengalahkan pemain Indonesia lainnya, Arif Ramadhan, 23-21, 19-21, 21-15, pada babak kedua kualifikasi di Istora, Gelora Bung Karno, Jakarta, kemarin.
Sukses Andre sayangnya gagal diikuti Wisnu Yuli Prasetyo, yang minggu lalu sekses menapak babak semifinal turnamen grand prix Thailand Open 2013 di Bangkok. Dengan hasil itu Andre di babak utama akan menghadapi pemain India bukan unggulan, R.M.V. Gurusaidutt.
Pada tunggal putri wakil Indonesia di babak kualifikasi, Maziyyah Nadhir, gagal lolos ke babak utama, Maziyyah yang tidak diunggulkan dikalahkan pemain Irlandia unggulan keempat, Magie Chloe, 21-19, 21-17, di babak kedua.
Ganda putra Indonesia harapan Indonesia, Bona Septano/Afiat Yuris Irawan, juga kandas di babak pertama kualifikasi. Bona/Afiat disingkirkan pasangan asal Taiwan, Hung Ling Chen/Chia Pin Lu, straight set 13-21, 19-21.
Bona/Afiat terus tertekan sehingga kesulitan mengembangkan permainan mereka. Ganda putra Taiwan ini menekan dengan mengandalkan smes-smes cepat dan tajam.
Menurut Bona, kekalahan itu lebih disebabkan mereka terbawa permainan cepat yang dimainkan Hung/Chia. "Kami kurang berani meladeni permainan mereka," ucap Bona, seusai pertandingan itu.
Sementara itu, Penggunaan teknologi mata elang (hawk eye) untuk mengtahui shutlle cock jatuh di dalam atau luar lapangan permainan gagal diresmikan pada kejuaraan bulu tangkis Djarum Indonesia Open 2013. "Teknologi mata elang tidak jadi diterapkan di Indonesia Terbuka. Ditunda dulu," kata Ketua I Panitia Pelaksana Indonesia Terbuka 2013, Basri Yusuf, Sabtu, lalu.
Basri mengatakan teknologi mata elang yang dapat menampilkan akurasi jatuhnya bola (shutlle cock) itu masih dalam tahap uji coba. Menurut Basri ada kemungkinan teknologi mata elang kembali diuji coba pada turnamen berhadiah total 700 ribu dolar AS tersebut, seperti halnya saat diuji coba pada kejuaraan Piala Sudirman di Malaysia, Mei lalu.
Pada uji coba di Piala Sudirman, program teknologi mata elang ternyata belum dapat menghasilkan akurasi yang benar-benar tepat. Sebagaimana disampaikan perwakilan promotor turnamen PB Djarum, Yoppy Rosimin, alasan itu yang membuat teknologi mata elang tidak jadi diterapkan di Indonesia Open ini.
"Karena akurasinya belum tepat dari hasil uji coba di Piala Sudirman, jadi ditunda dulu. Programnya mau diperbaiki dulu," ujar Yoppy.
ANTARA | ADITYA BUDIMAN