TEMPO.CO, Jakarta - Pebulutangkis nomor satu Cina, Chen Long, tumbang di tangan pebulu tangkis nomor dua Indonesia, Tommy Sugiarto, dua set langsung, 21-11, 21-18, pada babak pertama turnamen Superseries Premier Indonesia Open di Istora Gelora Bung Karno, Jakarta, kemarin.
“Saya mencoba tampil sebaik mungkin,” ujar Tommy seusai pertandingan. ”Saya tidak mau kalah seperti yang sebelum-sebelumnya.”
Dalam catatan enam kali pertemuan mereka, Tommy tak pernah menang melawan Chen Long. Pada Piala Sudirman Mei lalu, dua kali Tommy dikalahkan Chen Long dua set langsung.
Tommy menambahkan, enam kali kekalahan dari Chen Long itu ia jadikan bahan evaluasi untuk menghadapinya kali ini. ”Saya sudah mempelajari rekaman-rekaman pertandingan kami,” kata dia.
Tommy juga mengaku senang dengan dukungan suporter Indonesia. ”Dukungan penonton yang ramai memberi motivasibagi saya,” kata putra mantan juara dunia 1983, Icuk Sugiarto ini.
Pada game kedua Tommy sempat tertinggal lima poin. ”Saya mampu keluar dari tekanan,” kata dia. ”Sampai lupa berapa poinnya, tiba-tiba kedudukan sudah sama.”
Menurut Tommy, kunci kemenangannya adalah rasa percaya diri. ”Tidak ada perubahan teknik bermain Chen Long,” lanjut Tommy. ”Saya berusaha sabar, tidak membuat kesalahan sendiri, balik menyerang, dan akhirnya berhasil.”
Tommy mengatakan, ayahnya, Icuk Sugiarto, Juara Dunia 1983, menjadi salah satu yang memberikan dukungan besar kepadanya. ”Saya ingin seperti ayah saya, menjadi juara,” ujarnya.
Icuk, yang turut hadir menyemangati, merasa senang dengan pencapaian Tommy. ”Dia bisa memberikan yang terbaik untuk indonesia dan untuk dirinya,” kata Icuk. “Saya selalu mengatakan pada Tommy, kalau mau menjadi pemain bagus, dia harus dapat menglahkan pemain bagus. Minimal hari ini dia sudah mendapatkan hal itu.”
Pada babak kedua Tommy yang bukan unggulan menghadapi pemain Hong Kong, Wing Kim Wong. Pemain Hong Kong yang juga bukan unggulan ini di babak pertama menang 21-7, 24-22 atas pemain Inggris, Rajiv Ouseph.
Sukses Tommy menjegal pemain unggulan itu juga diikuti tunggal putra nomor empat Indonesia, Alamsyah Yunus. Bermain sangat sabar Alamsyah menjinakkan unggulan kelima asal jepang, Kenichi Tago, 24-22, 16-21, 21-17.
“Saya tidak merasa capek karena dukungan penonton,” kata Alamsyah seusai pertandingan. "Dukungan banyak penonton membuat saya bersemangat.”
Alamsyah juga mengaku bermain lepas. ”Saya tampil tanpa beban, kerena dia (lawan) di atas saya (dari segi peringkat),” kata dia. Pada game terakhir Alamsyah mengaku bermain sedikit lebih berani supaya tenaganya tidak habis.
Pelatih Alamsyah, Mulyo Handoyo, mengatakan kunci kemenangan Alamsyah terletak pada kesabaran dan strateginya yang tepat sesuai postur tubuhnya yang kecil. Dengan tubuh yang kecil, Alamsyah banyak mengandalkan permainan di net.
Menurut Mulyo, Alamsyah bukan pemain dengan tipe menyerang. ”Dia tidak bisa dengan satu dua pukulan membuat lawan mati,” kata dia. Oleh karena itu, Mulyo lebih berfokus meningkatkan stamina Alamsyah.
Alamsyah adalah pebulu tangkis yang tidak bergabung dalam pemusatan latihan nasional Pengurus Besar Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PB PBSI). Pebulu tangkis peringkat 24 dunia ini baru saja menjuarai Turnamen Grand Prix Gold Malaysia Terbuka Mei lalu.
Pada babak kedua Alamsyah bertemu pemenang pertandingan Jen Hao Hsu (Taiwan) melawan Marc Zwiebler (Jerman).
Dua pemain Indonesia, yakni Dionysius Hayom Rumbaka dan Sony Dwi Kuncoro, Juga lolos ke babak kedua. Sementara Riyanto Subagja dan Andre Kurniawan Tedojono gagal melaju setelah kalah dari lawan masing-masing.
GADI MAKITAN