TEMPO.CO, Jakarta - Unggulan pertama tunggal putra dari Malaysia, Lee Chong Wei, merebut gelar juara turnamen bulu tangkis Superseries Premier Indonesia Open 2013 dengan menekuk pemain Jerman bukan unggulan, Marc Zwiebler, 21-15, 21-14 pada laga final di Istora, Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu,16 Juni 2013.
Chong Wei, peringkat pertama dunia, tampil sengat rileks karena ia memiliki level permainan di atas Zwiebler, peringkat 22 dunia. Pemain Malaysia berusia 30 tahun ini bermain ibarat penari yang lincah menempatkan bola di mana saja yang ia maui.
Sejak game pertama, Chong Wei, peraih medali [erak Olimpiade Beijing 2008 dan London 2012 ini, mendikte Zwiebler. Ia sama sekali tak memberikan kesempatan kepada Zwiebler, 29 tahun juara Eropa 2012, mengembangkan permainannya.
Dengan mengubah-ubah irama permainan dan penempatan bola yang tak terduga Wei kerap kali mengecoh Zwiebler. Smes keras Wei sambil melompat acap kali tak dapat dikembalikan Zwiebler.
Chong Wei menilai Zwiebler merupakan lawan yang bagus dalam kejuaraan ini. ”Dia merupakan pemain yang tampil konsisten di tiap turnamen,” kata Chong Wei. Lebih lanjut, Chong Wei mengaku senang bisa kembali tampil di Indonesia Open setelah tahun lalu absen. Ia berharap tahun depan bisa tampil kembali pada turnamen ini. ”Main di sini seperti main di Malaysia,” kata dia.
Sementara Zwiebler mengaku kesulitan menghadapi Chong Wei. “Laga final yang sulit, tetapi saya senang,” ucap Zwiebler. Menurut dia, Wei merupakan pemain yang tidak kenal ampun dengan lawan-lawannya dan tidak membuka peluang sedikit pun bagi lawan untuk berkembang. Selama enam kali bertemu dengan Chong Wei, Zwiebler belum pernah menang sekali pun.
Pada final tunggal putri, wakil Jerman, Juliane Schenk, bernasib sama dengan Zwiebler. Unggulan keempat, peringkat ketiga dunia ini, dikalahkan unggulan pertama asal Cina, peringkat pertama dunia, Li Xuerui, 21-16, 18-21, 21-17.
ADITYA BUDIMAN