TEMPO.CO, Makau - Manny Pacquiao memiliki misi ganda dalam pertarungan melawan Brandon Rios di Makau, Cina, 23 November mendatang, untuk memperebutkan gelar juara tinju kelas welter versi World Boxing Organization (WBO) International.
Pertama, Pacquaio, tak ingin pensiun dari laga tinju dunia pada usia 34 tahun jika nantinya kalah untuk yang ketiga kalinya secara beruntun saat menghadapi Rios, 27 tahun. Ia seperti ingin menantang gravitasi. Ia bak melawan usia manusia yang akan menggerus kekuatan seseorang, sehebat apa pun dia.
“Ini salah satu pertarungan terpenting dalam karierku. Sebab, aku ingin menunjukkan kepada penggemarku dan dunia bahwa aku masih bisa berkompetisi di tingkat tertinggi bersama para petinju elite,” tutur Pacquiao.
Kengototan Pacquiao tersebut semakin “membara” dalam hatinya karena ia punya misi kedua. Sang petinju ingin mendedikasikan perjuangannya untuk bangkit dari kekalahan kepada para korban bencana angin topan Haiyan di negaranya, Filipina. Sekitar 1.700 orang meninggal dalam musibah tersebut.
Apalagi, markas latihan petinju yang sudah meraih gelar juara dunia di delapan kelas yang berbeda ini terletak di sebelah selatan Filipina, hanya berjarak 320 kilometer dari sumber bencana.
“Aku sangat ingin mengunjungi kawasan tersebut dan memberikan apa yang dibutuhkan oleh mereka yang mengalami tragedi mengenaskan ini. Tapi aku sedang masuk dalam latihan paling serius untuk pertarungan ini,” tutur anggota kongres di Filipina ini.
Itu sebabnya, salah satu petinju terhebat yang pernah dimiliki oleh Asia tersebut ingin mempersembahkan kemenangannya melawan Rios kepada para korban bencana di negerinya. Dua misi ini bisa membuat Pac Man bertarung pantang mundur, habis-habisan, dan terus menerjang lawan, seperti binatang jalang yang terus melawan.
BAD LEFT HOOK | SUN STAR | BOXREC | PRASETYO
Berita Terpopuler:
Wenger: Ronaldo Lebih Hebat daripada Messi
MU Akan Beri Kagawa untuk Dapatkan Reus
Jelang Dua Laga Persahabatan, Inggris Coret Duo MU
Timnas U-23 Kalahkan Klub Hong Kong 3-0
Ini Alasan Jerman Panggil Weidenfeller