TEMPO.CO, Beijing - Petenis Cina, Li Na, mengumumkan pengunduran dirinya dari dunia tenis. Juara dua kali Grand Slam itu menyatakan alasannya pensiun karena cedera lutut yang berulang kali dialaminya. Pengumuman itu disampaikannya melalui media sosial menjelang kejuaraan WTA di kota kelahirannya, Wuhan, Jumat, 19 September 2014.
Li, 32 tahun, merupakan pemain tenis Asia pertama yang berhasil menjuarai gelar Grand Slam. Gelar itu pertama kali diraihnya pada Prancis Terbuka 2011. Gelar kedua direbut pada Australia Terbuka 2014. (Baca: Li Na Terjegal di Babak Pertama Prancis Terbuka)
Kesuksesannya di Australia Terbuka awal tahun ini membuatnya berada pada peringkat dua dunia di bawah petenis Amerika Serikat, Serena Williams, pada 17 Februari 2014. Akan tetapi, sejak itu, Li Na sudah tidak lagi bermain setelah kekalahannya pada putaran ketiga Wimbledon karena cedera lutut. (Baca: Li Na, Pemberontak Olahraga Cina)
"Kebanyakan orang di dunia tenis tahu bahwa karier saya telah ditandai dengan permasalahan lutut kanan. Setelah sempat operasi lutut dan ratusan suntikan setiap pekan ke lutut saya untuk meringankan pembengkakan dan rasa sakit, tubuh saya meminta saya untuk berhenti," kata Li dalam surat terbuka yang dikirimkannya ke media sosial, Jumat, 19 September 2014.
Li Na mengatakan baru saja menjalani operasi pada bagian lutut kirinya. Sebelumnya ia telah menjalani tiga kali operasi di bagian lutut kanan menjelang Maret 2008. "Setelah beberapa minggu pemulihan pasca-operasi, saya mencoba semua langkah yang diperlukan untuk bisa kembali ke lapangan," kata petenis peringkat enam dunia ini. Li Na merasa operasi kali ini berbeda.
Sebenarnya Li Na tidak ingin mengecewakan penggemarnya. Untuk itu ia berusaha keras segera pulih agar siap saat turnamen WTA di kota asalnya.
"Sekeras saya mencoba untuk mencapai 100 persen, tubuh saya terus berkata bahwa saya, 32 tahun, tidak akan mampu lagi bersaing di tingkat atas. Olahraga itu terlalu kompetitif, terlalu baik untuk tidak menjadi 100 persen," kata petenis yang telah menggoleksi 9 gelar juara WTA dan 19 gelar juara ITF ini.
"Saya sudah berhasil di panggung global olahraga yang baru beberapa tahun tumbuh di Cina. Apa yang saya capai ini sudah di luar mimpi saya. Apa yang saya capai untuk negara saya adalah salah satu prestasi yang paling saya banggakan," ucap Li Na.
Setelah pensiun, Li Na akan membentuk Li Na Tennis Academy.
RINA WIDIASTUTI | ESPN
Berita lain:
Timnas U-23 Nantikan Laga Bergengsi
Bantai Maladewa, Indonesia Lolos ke Babak 16 Besar
Pilkada oleh DPRD, Lembaga Survei Terancam Tutup