TEMPO.CO, Makassar - Tim pencari bakat Audisi Umum Beasiswa PB Djarum menilai satu dari tiga pebulutangkis yang mendapat super tiket menuju babak final di Kudus memiliki keunikan.
Salah satunya adalah Muhammad Farhan, 10 tahun. Pemain kidal ini dianggap memiliki keistimewaan, yakni smash bagus dan kencang serta ulek atau lincah bergerak. "Pemain kidal itu sulit didapatkan, jadi kami rekrut. Apalagi penampilannya selama audisi menarik perhatian para pencari bakat," ucap Rosiana Tandean, tim pencari bakat PB Djarum, Minggu, 31 Mei 2015.
Menurut Rosiana, peraih supertiket yang berciri khas kidal ini berasal dari Kendari. Bahkan, tim pencari bakat sudah melakukan pemantauan sejak babak penyisihan. "Tapi hari terakhir, dia (Farhan) bermain lemas. Jadi saya tanya ada apa?" ucapnya.
Audisi Umum Djarum di GOR Sudiang, Makassar, diselenggarakan mulai 27-30 Mei 2015. Tim pencari bakat memberikan tiga super tiket kepada atlet yang dinilai memiliki kemampuan mumpuni. Mereka adalah Muhammad Farhan, 10 tahun; Muhammad Wahyudi Ahmad asal Makassar, 14 tahun; dan Rifka Siswati asal Jayapura, 10 tahun.
Ketiga pebulutangkis ini berhak lolos ke babak grand final di GOR Djarum Kudus pada 4-6 September. "Kami memang sudah diskusi dan memutuskan ketiganya barhak diberikan supertiket," ujar Rosiana.
Selain itu, ucap Rosiana, 12 atlet juga lolos otomatis ke babak final karena menjadi yang terbaik di kelasnya. Sebanyak 12 atlet tersebut terdiri atas kategori usia 13 tahun putri bernama Nurul Azmi asal Makassar dan Awaliyah Annisa Putri Sani asal Makassar. Kemudian ada kategori usia 15 tahun putri, yakni Arindi Nurul Amalia asal Makassar dan Nadya Tri Kinanti asal Makassar.
Sedangkan untuk kategori putra usia 13 tahun, yaitu Muhammad Hanis Febriansyah (Makassar), Maulana Yusuf Asdar asal Kendari, Muhammad Rafli (Makassar), Ikram Fajar Akbar (Makassar). Sedangkan untuk kelompok putra usia 15 tahun putra diwakili Muhammad Dzulfikar (Makassar), Ahmad Shahnarki (Makassar), Muhammad Nur Iqram (Makassar), dan Aqsa Faturahman (Pare-pare). "Seluruh atlet yang lolos akan bertanding melawan daerah lain agar lolos di PB Djarum," ujarnya.
Muhammad Farhan sangat bersyukur karena bisa mendapatkan satu tiket menuju ke Kudus. Meskipun pada Audisi Djarum ia sempat tersingkir lantaran kalah melawan klub Filla Watch asal Makassar. "Saya bersyukur karena bisa lolos ke final di Kudus," ucap anak yang masih duduk kelas 4 SD ini. Farhan mengaku sudah bermain bulutangkis sejak duduk di bangku SD kelas 1.
DIDIT HARIYADI