TEMPO.CO, Jakarta - Pasangan ganda campuran Indonesia, Praveen Jordan/Debby Susanto, gagal menyabet gelar juara Super Series Prancis Terbuka setelah takluk di tangan pasangan Korea Selatan unggulan ketujuh, Ko Sung-hyun/Kim Ha-na, 21-10, 15-21, 21-19, di final yang berlangsung di Stade Pierre de Coubertin, Senin dinihari, 26 Oktober 2015, waktu Indonesia.
“Perasaannya tentu kecewa. Karena sudah bisa sampai final pasti maunya menang," ujar Debby, seperti dikutip situs resmi Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia, Senin, 26 Oktober 2015.
Pertandingan kedua pasangan itu berlangsung ketat. Di game pertama, Praveen/Debby tertinggal cukup jauh 3-11. Selisih delapan angka membuat mereka sulit untuk mengejar sehingga menyerah 10-21.
Di game kedua, mereka tak mau mengulang kesalahan di game sebelumnya. Mereka berusaha lebih dulu menekan sehingga mampu memimpin perolehan angka. Mereka hanya mampu sekali melewati poin pasangan Indonesia peringkat ke-9 dunia itu.
Di game penentu, Praveen/Debby sempat unggul lebih dulu 11-8. Namun sayang, Ko/Kim berhasil mengejar dan membalikkan keadaan setelah mendapatkan empat poin berturut-turut 11-12. Setelah itu, mereka terus memimpin hingga mengakhiri menyudahi pertandingan.
"Game pertama kami belum in, tapi di game kedua dan ketiga, kami sudah kasih yang terbaik, apa yang kami mau semua sudah bisa keluar," tutur Debby. "Mungkin tinggal faktor luck aja di lapangan."
Mencapai final pertandingan Super Series menjadi capaian terbaik mereka tahun ini. Meski begitu, keduanya merasa tidak puas dan berharap bisa terus memberikan yang terbaik.
“Capaian hari ini sebenarnya masih kurang buat kami. Sudah sampai ke final seharusnya kami bisa menang. Tapi ya mau bagaimana lagi? Kami sudah berusaha ternyata dapetnya sampai di sini,” ujar Praveen. "Kami syukuri aja."
Kekalahan Praveen/Debby atas Ko/Kim menjadikan kedudukan mereka saat ini imbang 2-2. Sebelumnya di Thailand Terbuka Grand Prix Gold 2015, pasangan Indonesia ini berhasil mengalahkan mereka dia game langsung, 21-16 dan 21-16.
BADMINTON INDONESIA | RINA W.