TEMPO.CO, Jakarta - Petenis putra nomor satu Indonesia, Christopher Rungkat, siap membalas kekalahannya dari pemain Vietnam, Nam Hoang Ly. Kedua pemain itu akan bertemu dalam laga Piala Davis Grup II Asia/Oseania di Solo, 4-6 Maret 2016. Namun pertemuan antar petenis utama masing-masing tim itu baru akan berlangsung pada partai keempat, tunggal pertama, pada hari terakhir, sesuai dengan aturan pertandingan perebutan supremasi tenis beregu putra dunia itu.
Nam pernah kalah dalam pertarungan pertama dengan Christo pada babak perempat final Gubernur Kalimantan Utara ITF Men’s Futures di Tarakan, Maret 2015. Meski demikian, ia tak terlihat gentar. Dalam turnamen berhadiah total 10.000 dolar AS atau sekitar Rp 130 juta itu, ia takluk dua set 2-6, 6-7 (4).
“Tugas saya memang untuk menghentikan petenis utama Indonesia di Piala Davis ini,” tutur petenis yang pekan ini bercokol di peringkat tunggal 884 dunia itu, penuh keyakinan seusai menjajal arena pertandingan, Stadion Tenis Gelora Manahan Solo, Selasa (1/3).
Dia pun seolah tak peduli dengan rangking Christo yang minggu ini menempati posisi 462 dunia lantaran telah terbiasa memenangi pertarungan melawan petenis berperingkat jauh lebih tinggi darinya. Di babak pertama Mesir Men’s Futures, Agustus 2015, Nam, yang merangkak dari babak kualifikasi berhasil menjungkalkan unggulan ketiga asal Italia, Edoardo Eremin (341).
Jagoan kelahiran Tay Ninh, 25 Februari 1997, itu memang punya modal besar untuk menebar rasa optimistis. Peringkat dunianya beranjak naik sepanjang musim kompetisi lalu, dari kisaran 1500 ke 800 ATP (Asosiasi Tenis Profesional Putra). Di level junior, dia menembus posisi ke-11 ITF dan berhasil menjadi orang Vietnam pertama yang mengangkat trofi juara ganda putra turnamen Grand Slam Wimbledon 2015.
Optimisme juga terpancar dari raut wajah Christo. Namun, lajang kelahiran 14 Januari 1990 ini memilih bersikap hati-hati.
Baca Juga:
“Ya, prestasi Ly sepanjang tahun lalu memang harus diwaspadai. Tapi, saya yakin tetap mampu mengulang kemenangan tahun lalu di Tarakan, Kalimantan Utara,” tutur juara ganda putra junior Grand Slam Prancis Terbuka 2008 itu.
“Apalagi, petenis Vietnam belum punya jam terbang bermain dengan sistem best of five sets di level Grup II Piala Davis ini,” tutur Christo, yang telah membela tim Piala Davis Indonesia sejak 2007, dengan yakin.
PIPIT