TEMPO.CO, Jakarta - Pasangan ganda putri Indonesia, Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari, menyabet gelar juara Singapura Terbuka 2016 tanpa harus mengeluarkan keringat di final. Lawannya, Misaki Matsumoto/Ayaka Takahashi, dari Jepang mengundurkan diri.
"Ini memang bisa dibilang keuntungan buat kami, kami tidak perlu main di final. Kami berharap Misaki cepat sembuh dari cederanya," ujar Nitya, seperti dikutip dalam situs resmi Badminton.org, Minggu ini, 17 April 2016.
Pasangan Jepang unggulan pertama tersebut mundur karena Misaki mengalami cedera engkel kaki kiri setelah mengalahkan Tian Qing/Zhao Yunlei dari Cina, 21-17, 20-22, 21-16 di babak semifinal.
Gelar juara Singapura Terbuka tersebut, bagi Greysia/Nitya, menjadi gelar pertama mereka tahun ini. Dalam beberapa turnamen sebelumnya, mereka hanya bisa sampai babak semifinal. Kemenangan ini sekaligus membuat rekor pertemuan mereka dengan Misaki/Ayaka menjadi imbang 3-3. Pada pertemuan terakhir, di India Terbuka 2016, mereka takluk di tangan pasangan Jepang itu dengan skor 18-21, 21-19, 21-23.
"Sebetulnya sudah siap menghadapi Misaki/Ayaka karena, pada pertemuan terakhir, kami kalah. Saat itu bukannya kami tampil jelek, sama-sama bagus, tapi mereka lebih siap," tutur Nitya.
Greysia mengatakan dia bersyukur meski meraih kemenangan tanpa bertanding di final. Gelar juara ini, kata dia, menjadi modal untuk persiapan Olimpiade Rio de Janeiro 2016. "Selanjutnya kami mesti fokus ke turnamen Badminton Asia Championship," ujarnya.
Sebelum sampai di partai puncak, Greysia/Nitya melewati tiga laga yang tidak mudah. Terakhir, di semifinal, mereka bertemu dengan Jung Kyung Eun/Shin Seung Chan dengan skor 21-18, 21-13.
"Perjuangan kami dari babak pertama dan turnamen-turnamen sebelumnya (India dan Malaysia Terbuka) bisa terbayar sekarang," kata Greysia.
BADMINTON INDONESIA | TOURNAMENT SOFWARE | RINA W