TEMPO.CO, Jakarta – Pebulu tangkis muda Ihsan Maulana Mustofa masih sulit melupakan kegagalan di final Piala Thomas 2016. Pada perebutan trofi beregu putra yang berlangsung di Kunshan, Cina, tersebut, Ihsan yang turun di partai kelima, gagal merebut poin untuk Indonesia pada laga melawan Denmark. Akhirnya Indonesia takluk 2-3.
Saat itu, Ihsan ditundukkan dalam dua game langsung oleh Hans-Kristian Vittinghus dengan skor 15-21, 7-21. Pemain yang mengidolakan Taufik Hidayat ini semestinya bisa bermain lebih baik, tapi karena berada di bawah tekanan, Ihsan justru under-performed.
“Setelah Piala Thomas, saya berusaha untuk mengembalikan mental bertanding saya. Rasanya susah move on. Lebih susah daripada ngelupain cewek ya. Ha-ha-ha,” ujar Ihsan.
“Saya merasa bersalah karena ini adalah kejuaraan beregu, bukan buat saya sendiri, tetapi buat tim, buat negara. Di tim saya, kan, ada pemain senior, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan. Saya tidak tahu apakah Koh Hendra masih akan main di Piala Thomas dua tahun lagi,” tutur peraih medali perunggu BWF World Junior Championships 2013 ini.
Ihsan pun berharap dapat tampil lebih baik di BCA Indonesia Open Super Series Premier 2016. Dia telah menyelesaikan tugas pertamanya dengan baik. Ihsan mengalahkan Brice Leverdez (Prancis), dengan skor 21-16, 21-10.
“Di awal permainan, saya kurang berfokus pada tujuan bermain hari ini: seperti apa, apakah mau bermain menyerang, reli atau bertahan? Lawan adalah pemain yang lumayan berpengalaman, tetapi dia sudah masuk ke irama permainan saya,” ujar Ihsan.
Hari ini, 2 Juni 2016, Ihsan akan bertemu dengan Huang Yuxiang, pemain Cina yang merangkak dari babak kualifikasi. Mengomentari laga kontra Huang, Ihsan berkata kalau calon lawannya tersebut adalah pemain yang ulet dan kuat. Ihsan juga mengatakan mesti pintar-pintar mengatur permainan dengan kondisi lapangan yang berangin.
BADMINTONINDONESIA.ORG | GADI MAKITAN