INFO PON - Berpuasa selama Ramadan tak menjadi alasan bagi para lifter atau atlet angkat berat Jawa Barat untuk PON XIX/2016 mengurangi persentase latihan mereka. Bahkan, meski pelatih tak memaksakan, mayoritas lifter yang tergabung dalam Pelatihan Daerah (Pelatda) Jawa Barat mampu menyelesaikan program latihannya dalam porsi normal setiap hari.
“Ada atlet yang mampu menyelesaikan, ada yang tidak. Mereka berlatih sehari dua kali,” kata Pelatih Tim Angkat Berat PON XIX 2016 Jawa Barat, Usdi Permana.
Kuncinya adalah asupan gizi yang cukup dalam makanan yang dikonsumsi atlet, juga vitamin. Hasilnya, atlet tak mudah lelah dan staminanya terjaga selama latihan. Namun, diakui Usdi, berat badan para lifter yang berpuasa rata-rata mengalami penurunan.
Latihan selama Ramadan diutamakan pada pemantapan kekuatan (power) dan teknik angkatan. Komposisinya bisa 70 persen latihan power dan 30 persen latihan teknik atau 60 persen power dan sisanya teknik.
Bulan depan, pascalebaran, lifter-lifter andalan Jabar ini akan bertandang ke Bali untuk uji kekuatan, sekaligus penyegaran. Mereka juga akan menjalani program latihan yang lebih intensif. Sisa waktu tiga bulan sebelum penyelenggaran PON, menurut Usdi, bukanlah waktu yang lapang untuk menggenjot kesiapan para atlet. Namun Usdi tetap percaya diri karena atlet-atlet angkat berat ini sudah berlatih sejak dua tahun lalu.
Baca Juga:
Dalam PON XIX/2016, Jawa Barat menargetkan meraih minimal empat medali emas dari cabang olahraga angkat berat. Tim angkat berat Jabar optimistis dengan target ini karena ada beberapa kelas yang menjadi unggulan Jabar. Selama proses latihan dan tes pun, banyak angkatan beban atlet yang naik, baik pada angkatan deadlift, bench press, maupun squat. Diantaranya bahkan ada yang melampaui rekor nasional.
Tim juga menyiapkan atlet muda sebagai ‘kuda hitam’ pada PON nanti yang diharapkan bisa melejit dan membuat kejutan. Atlet-atlet muda ini ditempatkan di kelas-kelas tertentu untuk mendobrak dominasi.
“Siapa saja atletnya, itu rahasia kami. Kami akan turunkan di kelas atas, menengah, maupun ringan,” ujar Manajer Tim Angkat Berat Jabar, Sugito.
Sebanyak delapan atlet putra dan tujuh atlet putri diturunkan untuk memperkuat komposisi tim angkat angkat berat Jabar. Kekuatan setiap provinsi di cabor angkat berat, seperti yang terlihat dalam babak kualifikasi PON XIX/2016 di Soreang, Kabupaten Bandung tahun lalu, menurut Gito, cukup merata. Namun provinsi yang dinilai akan menjadi pesaing ketat Jabar adalah Kalimantan Timur, Jawa Timur, Lampung, Kalimantan Barat, dan Sumatera Barat.