TEMPO.CO, Jakarta - Pemain bulu tangkis ganda putra Mohammad Ahsan terinspirasi kesuksesan pasangan ganda putra Ricky Achmad Soebagdja/Rexy Mainaky meraih medali emas Olimpiade Atlanta 1996.
Saat itu, Ahsan baru berusia sembilan tahun. Terkesima dengan capaian Ricky/Rexy, atlet kelahiran Palembang, 7 September 1987 ini mulai menekuni bulutangkis.
“Waktu kecil, saya diarahkan ke olahraga sepak bola. Tetapi saya memilih bulu tangkis, karena bulu tangkis adalah cabang olahraga yang bisa membawa nama Indonesia di level dunia,” tutur Ahsan.
“Saya melihat prestasi senior-senior dulu yang sering juara, rasanya jadi pengen juara juga seperti mereka. Bukan cuma Ricky/Rexy, tetapi juga di sektor tunggal,” Ahsan menambahkan.
Usai hijrah dari Sumatera ke Jawa, Ahsan bergabung dengan klub Djarum dan menjadi salah satu pemain terbaik di klub yang bermarkas di Kudus, Jawa Tengah tersebut. Sebelum berpasangan dengan Hendra Setiawan, Ahsan juga menjadi pemain ganda putra andalan Indonesia bersama Bona Septano dan sempat menghuni peringkat lima dunia.
Olimpiade Rio de Janeiro 2016 menjadi olimpiade kedua buat Ahsan. Bersama Bona, Ahsan sempat mengikuti Olimpiade London 2012 tapi belum berhasil membawa pulang medali. Pelajaran empat tahun lalu di London menjadikan Ahsan yang lebih baik di Olimpiade tahun ini.
“Saya banyak belajar dari hasil Olimpiade empat tahun lalu. Dengan kerja keras, disiplin dan doa, alhamdulillah saya bisa bertahan hingga Olimpiade Rio 2016. Walaupun di London saya tidak dapat medali, tetapi saya tidak menyerah, saya berharap bisa mendapat hasil yang lebih baik di Rio,” tutur Ahsan.
Setelah berpisah dengan Bona usai Olimpiade 2012, Ahsan berpasangan dengan Hendra Setiawan. Mereka pun menjadi salah satu pasangan ganda putra terbaik dunia. Pada debut di Kejuaraan Dunia 2013, Hendra/Ahsan langsung meraih titel juara dunia dengan membungkam pasangan-pasangan unggulan. Mimpi pertama Ahsan menjadi juara dunia sudah terjawab, kini ia bersiap mengejar mimpi selanjutnya yaitu medali emas olimpiade.
“Gelar juara dunia itu memang sudah jadi impian saya sejak kecil. Kalau ditanya orang, pasti jawabannya mau jadi juara dunia. Tetapi, medali emas olimpiade adalah incaran semua atlet bulu tangkis, apalagi turnamen ini hanya empat tahun sekali,” kata ayah dua anak ini.
Bertengger di peringkat dua dunia dan mengoleksi gelar juara bergengsi seperti Juara Dunia 2013 dan 2015, Juara All England 2014, Medali Emas Asian Games Incheon 2014, Juara Super Series Finals 2013 dan 2015, membuat Hendra/Ahsan menjadi harapan Merah-Putih di olimpiade.
“Diberi target adalah hal yang biasa untuk saya dan Hendra, dari dulu kami selalu ditargetkan untuk menjadi juara. Tekanan itu saya jadikan motivasi saja. Tekanan bertanding di olimpiade memang lebih besar karena ini turnamen empat tahun sekali,” Ahsan menjelaskan.
Akankah Olimpiade Rio 2016 menjadi yang terakhir untuk Ahsan? Pria yang menggemari Tekwan, makanan khas Palembang ini menjawab santai: “Empat tahun lagi kan masih lama, jadi belum terpikir. Saya mau memikirkan yang dekat-dekat dulu, deh. Yang jauh-jauh nanti saja dipikirkan lagi, ha-ha-ha.”
PBSI | GADI MAKITAN