TEMPO.CO, Jakarta - Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) meminta Kementerian Pemuda dan Olahraga menjelaskan kepada anggotanya terkait pembatalan PON Remaja 2017 yang sedianya digelar di Jawa Tengah.
"Besok, Rabu, 19 Oktober 2016, masalah PON Remaja akan kami bahas dengan KONI Provinsi. Kami akan mendatangkan pihak Kemenpora agar mendapatkan penjelasan dengan detail," kata Ketua Umum KONI Tono Suratman di sela ziarah ke Taman Makam Pahlawan Bahagia, Tangerang Selatan, Selasa.
Menurut dia, PON Remaja merupakan salah satu media untuk melakukan regenerasi atlet Indonesia sebelum turun pada PON maupun kejuaraan yang levelnya lebih tinggi. Kejuaraan multievent khusus atlet berusia di bawah 17 tahun ini diharapkan menjadi pengumpan untuk ke jenjang senior.
Hanya saja, rencana matang yang telah disusun KONI Pusat saat ini sudah pupus setelah Kementerian Pemuda dan Olahraga membatalkan rencana kejuaraan tersebut. Bahkan, Kementerian Pemuda dan Olahraga sudah mengirimkan surat kepada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo terkait dengan pembatalan kejuaraan dua tahunan itu.
Ada beberapa pertimbangan yang diambil pemerintah ,di antaranya adalah waktu dan tempat pelaksanaan PON Remaja (Juni 2017) hampir sama dengan Pekan Olahraga Pelajar Nasional (medio September 2017).
Meski surat pembatalan PON Remaja 2017 oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga sudah dikirimkan ke Gubernur Jawa Tengah per 14 Oktober 2016, pihak KONI Pusat mengaku belum pernah diajak bicara terkait hal tersebut. Dengan demikian, momen Rapat Koordinasi Teknis (Rakornis) KONI di Gedung Serbaguna Senayan, 19-20 Oktober, akan dijadikan media untuk meminta penjelasan. "Semoga setelah ada pertemuan besok sudah ada keputusan dari KONI. Bagi kami, PON Remaja sangat penting dilakukan karena sangat bermanfaat untuk proses regenerasi atlet," kata Tono Suratman menegaskan.
Sebelumnya, Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kementerian Pemuda dan Olahraga, Gatot S. Dewa Broto membenarkan jika pihaknya belum melakukan koordinasi dengan KONI Pusat terkait pembatalan PON Remaja kedua ini. Sebab, hal tersebut menjadi ranah Kementerian Pemuda dan Olahraga. "Berdasarkan arahan dari Pak Menpora, PON Remaja memang harus dikaji ulang. Bahkan, untuk kegiatan ini memang tidak dianggarkan. Sebelum mengeluarkan surat, kami juga sudah melakukan koordinasi dengan Gubernur Jawa Tengah," ujarnya.
Selain karena jenis kejuaraannya hampir sama antara PON Remaja dengan Popnas, Kementerian Pemuda dan Olahraga menilai pembatalan PON Remaja ini juga didasarkan instruksi Presiden Joko Widodo yang menginginkan Kementerian Pemuda dan Olahraga lebih fokus pada pembinaan cabang olahraga olimpiade yang berpotensi menyumbangkan prestasi. *
ANTARA