Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tunarungu pun Bisa Bermain Musik

image-gnews
Tataloe menghibur penonton dengan membawakan karya mereka sendiri.
Tataloe menghibur penonton dengan membawakan karya mereka sendiri.
Iklan

INFO PEPARNAS - Dalam sesi turun minum laga final pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) XV/2016, sebuah grup musik unik tampil memukau ratusan penonton yang memenuhi Lapangan Progresif, Bandung. Mereka adalah grup perkusi Tataloe asal Kota Kembang. Unik, karena mereka memanfaatkan barang-barang bekas sebagai alat musik. Ada drum minyak, wajan, panci, sapu lidi, sendok semen, hingga pelek mobil.

Tak hanya itu, Tataloe menjadi salah satu grup musik yang memberikan kesempatan berkarier dan berkreasi penyandang kebutuhan khusus lewat bermain musik. Mereka mendirikan sekolah musik pertama yang mengeksplorasi bunyi-bunyian dari tetabuhan barang bekas. Sekolah nonformal itu diberi nama Tataloe Music Center (TMC).

“Kami merangkul anak-anak disabilitas. Di sini juga ada anak tunarungu yang bisa bermain drum,” kata pelatih musik grup ini, Arief.

Anak tunarungu yang dimaksud Arief adalah Topan, yang ketika baru mendaftar ke Class for Health-nya TMC pun sudah bisa memainkan beat.

Tataloe, menurut Arief, memang cukup sering berhubungan dengan anak-anak berkebutuhan khusus. “Anak-anak disabilitas bukan zamannya dibedakan. Mereka sama-sama manusia yang mempunyai hak," tutur mantan penabuh drum band Cherry Bombshell ini.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

‎Dalam Peparnas XV, Tataloe menghibur penonton dengan membawakan karya mereka sendiri. “Judulnya Gets Nongkrong. Karya ini sudah ditampilkan beberapa kali, termasuk di Jepang dan Malaysia,” ujar Arief.

Tataloe terbentuk pada 1992 dengan jumlah personel dalam formasi awal 25 orang. Rata-rata mereka berasal dari jurusan Seni Musik, Universitas Pasundan, Bandung.

Dalam bermusik memanfaatkan barang bekas, mereka mengelaborasi bebunyian menjadi sesuatu yang ritmis dan enak didengar. Nada dibagi menjadi tiga, yakni tinggi, sedang, dan rendah. Tataloe sendiri berasal dari kata “tata” (menata) dan “luhung” (luhur), sehingga kelompok musik ini selalu menata kebudayaan yang asli lewat instrumen musik yang digunakan.

Saat ini, Tataloe digawangi 10 orang. Selain Arief, ada Andri, Budi, Dadi, Dame, Dena, Ngeh, Kadek, Sani, dan Tantan. (*)

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Cara Merawat Ban Tubeless Mobil

7 November 2022

Cara Merawat Ban Tubeless Mobil

Agar ban tubeless Anda mampu bertahan lama, pasti harus diperlakukan dengan baik sehingga tidak cepat rusak.


Guru TIK Batam Makin Melek Digital

29 Agustus 2022

Kemenkominfo Menyelenggarakan Kelas Literasi Digital dalam Bimbingan Teknis untuk MeningkatkanKompetensi Guru TIK di Kota Batam | Foto: KEMENKOMINFO
Guru TIK Batam Makin Melek Digital

Kemenkominfo Menyelenggarakan Kelas Literasi Digital dalam Bimbingan Teknis untuk MeningkatkanKompetensi Guru TIK di Kota Batam


Semakin Mudah, LRT, Bus, dan Angkot di Palembang Sudah Terintegrasi

27 Februari 2022

Semakin Mudah, LRT, Bus, dan Angkot di Palembang Sudah Terintegrasi

Integrasi memudahkan aksesibilitas dan meningkatkan kenyamanan masyarakat menggunakan angkutan umum perkotaan di Palembang dan sekitarnya.


Gus Muhaimin Rajut Spirit Perjuangan Kiai Abbas di Pesantren Buntet Cirebon

27 Februari 2022

Wakil Ketua DPR RI Abdul Muhaimin Iskandar
Gus Muhaimin Rajut Spirit Perjuangan Kiai Abbas di Pesantren Buntet Cirebon

Gus Muhaimin mengaku spirit perjuangan Kiai Abbas akan terus dikenang sepanjang masa.


Penangkapan Ikan Terukur Berbasis Kuota Utamakan Nelayan Kecil

27 Februari 2022

Penangkapan Ikan Terukur Berbasis Kuota Utamakan Nelayan Kecil

Kuota tersebut dimanfaatkan untuk nelayan lokal, bukan tujuan komersial (penelitian, diklat, serta kesenangan dan rekreasi), dan industri


BNI Siapkan Layanan Beyond Banking untuk 8 Juta Diaspora Indonesia

19 Februari 2022

(Ki-ka) Direktur Utama BNI Royke Tumilaar, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, dan Direktur Treasury dan International BNI Henry Panjaitan bersama sekitar 300 diaspora Indonesia yang hadir secara virtual dalam Acara Silaturahmi Daring Diaspora Indonesia, Sabtu (19/2/2021).
BNI Siapkan Layanan Beyond Banking untuk 8 Juta Diaspora Indonesia

Kolaborasi diaspora dengan perbankan nasional merupakan upaya untuk terus menciptakan banyak peluang investasi di luar negeri.


Mesin ATM BNI di Kantor Rans, Pakar: Strategi Bank Genjot Literasi Keuangan

19 Februari 2022

Mesin ATM BNI
Mesin ATM BNI di Kantor Rans, Pakar: Strategi Bank Genjot Literasi Keuangan

Heboh Raffi Ahmad dan Nagita Slavina yang mendapatkan kado ulang tahun mesin ATM dari PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI).


Bamsoet Optimistis Pengaspalan Kembali Sirkuit Internasional Pertamina Mandalika Segera Selesai

19 Februari 2022

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo
Bamsoet Optimistis Pengaspalan Kembali Sirkuit Internasional Pertamina Mandalika Segera Selesai

Tes pramusim MotoGP yang telah digelar pada 11 Maret 2022 menjadi pelajaran penting menghadapi race MotoGP pada 18-20 Maret 2022 nanti.


Dukung KTT G20, PLN Tambah 2 Pembangkit Perkuat Listrik Bali

19 Februari 2022

Dukung KTT G20, PLN Tambah 2 Pembangkit Perkuat Listrik Bali

Kesuksesan penyelenggaraan G20 Indonesia akan menjadi bukti keandalan listrik PLN dalam mendukung kegiatan berstandar dunia.


HNW: Sebaiknya Pemerintah Segera Mencabut Permenaker 2/2022

19 Februari 2022

Wakil Ketua MPR RI Dr. H. M Hidayat Nur Wahid, MA
HNW: Sebaiknya Pemerintah Segera Mencabut Permenaker 2/2022

Sikap yang memaksakan tetap berlakunya Permenaker 2/2022 itu bisa menciderai nilai kemanusiaan dan keadilan dalam Pancasila.