TEMPO.CO, Jakarta - Pasangan ganda putri Greysia Polii dan Nitya Krishinda Maheswari masih yang terkuat. Namun mereka terpaksa dipisah untuk sementara waktu karena Nitya membutuhkan waktu pemulihan pasca-operasi lutut bulan lalu.
Pelatih pelatnas 2017 yang menangani pasangan ganda putri, Eng Hian, mengatakan Nitya baru bisa menjalani latihan pada dua sampai tiga bulan lagi. Namun Nitya membutuhkan waktu enam bulan untuk bisa pulih benar dan siap bertanding. “Sebagai penggantinya, Greysia akan saya pasangkan dengan Rosyita Eka Putri Sari,” kata Eng Hian, Rabu pekan lalu.
Rencananya, pasangan Greysia-Rosyita akan mengawali debut mereka dalam Thailand Masters pada 7-12 Februari mendatang. Menurut Eng Hian, pasangan anyar itu belum akan dibebani dengan target, tapi optimistis mereka akan mampu bersaing dengan pasangan ganda putri dunia lainnya. “Saya akan melihat kemampuan mereka dalam turnamen pertama ini, baru kemudian kami evaluasi,” ucapnya.
Dalam akun Instagram milik pasangan Greysia dan Nitya, @nityapolii_fc, mereka mengumumkan akan tampil. Greysia akan berpasangan dengan Rosyita dalam Thailand Maters. “Semoga bisa dapat hasil yang terbaik, ya,” tulis akun tersebut pekan lalu. Pengikut akun pasangan ini pun banyak yang memberikan dukungan.
Eng Hian melihat para pemain tidak mempunyai kendala dalam masalah teknis ketika dipasangkan. Namun perlu diperhatikan soal nonteknis, khususnya komunikasi yang harus terjalin dari keduanya. “Saya lihat sehari-hari mereka sering latihan bareng, latih tanding bersama-sama,” ucapnya.
Pasangan Greysia dan Rosyita, menurut Eng Hian, secara teknis mempunyai peluang untuk menjadi pemain top dunia. Untuk mencapainya, cukup berat, khususnya Rosyita, yang sebelumnya berpasangan dengan Della Destiara Haris, akan lebih mendapat beban besar. “Kita lihat saja nanti,” tutur Eng Hian.
Setelah kembali dipercaya Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia melatih ganda putri pelatnas, Eng Hian akan menerapkan pembaruan dalam melatih, termasuk menggandeng psikolog. Mantan pemain yang telah sukses mengantarkan Greysia-Nitya meraih medali emas dalam Asian Games 2014 ini juga akan menerapkan hukuman untuk anak-anak asuhnya nanti.
“Punishment itu akan saya lebih tekankan dan sudah disetujui dalam pembinaan dan prestasi,” kata Eng Hian dalam rilis yang dikeluarkan badmintonindonesia.org. “Tujuan yang saya harapkan menjadi rasa yang lebih positif agar motivasi pemain untuk menjadi pemain top dunia semakin tinggi.”
Hal senada diungkapkan Staf Ahli Pembinaan dan Prestasi PP PBSI Christian Hadinata. Menurutnya, kurangnya motivasi pemain-pemain pelatnas mengejar prestasi harus terus digenjot. “Anak cepat merasa puas diri. Apalagi dalam kondisi sekarang dengan adanya kontrak dan bonus,” katanya saat dihubungi beberapa waktu lalu.
Untuk mencapainya, Cristian mengatakan para pelatih yang menangani para pemain harus menerapkan kepemimpinan baru dan menggunakan metode serta program latihan diperbaiki. Artinya, para pelatih yang sudah mempunyai pengalaman harus mampu mengantisipasi kelemahan anak-anak asuhnya dan mempelajari perkembangan bulutangkis negara lain.
PP PBSI | ANTO