TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Wiranto tak mempermasalahkan catatan buruk sejumlah pemain bulu tangkis Tanah Air dalam turnamen Indonesia Open 2017. Para unggulan Indonesia, termasuk ganda putra Indonesia Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo tersingkir di awal kompetisi tersebut.
PBSI, ujar Wiranto, tengah berkonsentrasi mengembangkan kemampuan pemain yang ada. Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan ini pun menyorot lemahnya fasilitas Pemusatan Latihan Nasional (Pelatnas) PBSI di Cipayung.
”Pelatnas sekarang ini kan dibangun pada 1982. Tak pernah diubah sehingga keadaannya menyedihkan sekali. Bagaimana mungkin fasilitas yang buruk bisa membuat kita menampilkan juara-juara dunia,” ujar Wiranto di Jakarta, Jumat, 16 Juni 2017.
Baca: Indonesia Open: Tontowi/Liliyana Lolos dan Beri Catatan Khusus
PBSI pun masih membenahi diri dan mencari skuad baru untuk menunjang target meraih prestasi. “Sementara kita masih utak-atik dengan pemain yang lama. Itu kan butuh waktu lama, 2-3 tahun. Tidak bisa kemudian 1-2 bulan kita mendapatkan pemain kelas dunia,” tuturnya.
Tak jadi soal bagi Wiranto bila kekalahan sejumlah atlet di Indonesia Open 2017 dibebankan padanya. “Jangan berkecil hatilah. Saya juga tidak akan salah menyalahkan. Kalau sekarang buruk, ya, tanggung jawab saya, enggak apa-apa. Tapi kalau baik, ya, tolong ada pujian-pujian sedikit,” ujar dia sebelum masuk ke mobil dinasnya.
Ganda putra Marcus/Kevin kalah di laga pertama mereka dalam pertandingan yang berlangsung di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Rabu lalu. Keduanya kalah oleh pasangan Denmark, Kim Astrup/Anders Skaarup Rasmussen, dalam dua game langsung 16-21, 16-21 selama 34 menit permainan.
Sebelum Marcus/Kevin unggulan ganda campuran Indonesia, Praveen Jordan/Debby Susanto, juga ditumbangkan pasangan Denmark Mathias Christiansen/Sara Thyges di babak awal Indonesia Open.
YOHANES PASKALIS