TEMPO.CO, Jakarta - Atlet angkat besi (lifter) putra Indonesia, Triyatno, berhasil menyumbangkan medali perak untuk Indonesia pada perhelatan Olimpiade XXX di ExCel, London, Inggris, Rabu dinihari waktu Indonesia, 1 Agustus 2012. Ia mengumpulkan angkatan total 333 kilogram (145 kilogram snatch, 188 kilogram clean&jerk).
Hasil perjuangannya tersebut membuat atlet berusia 24 tahun itu berada di peringkat kedua dalam kelas 69 kilogram putra. Triyatno berhak mendapatkan medali perak.
"Ini berkah Allah," kata Triyatno seusai pertandingan kepada Tempo melalui pesan singkat, Rabu dinihari, 1 Agustus 2012.
Triyatno mengatakan saat bertanding, dirinya memperkirakan bakal memperoleh medali perunggu, bukan perak. Namun pelatih yang mendampingi Triyatno tidak memberitahu apa-apa.
"Pelatih hanya bilang, kalau mau lebih dari perunggu, harus mati-matian di angkatan terakhir," kata atlet kelahiran Lampung itu.
"Alhamdulillah, saya akhirnya bisa tahan barbel sampai wasit memencet bel," kata Triyatno.
Pada Olimpiade kali ini Triyatno turun di kelas 69 kilogram. Prestasi tersebut mengagumkan lantaran sebelumnya, atlet yang merupakan anak dari keluarga petani itu pernah mendapatkan medali perunggu untuk kelas 62 kilogram di Olimpiade Beijing 2008.
Dengan kesuksesan Triyatno menyabet medali perak, maka hingga kini Indonesia sudah mengumpulkan satu medali perak dan satu medali perunggu.
Medali perunggu bagi Indonesia disumbang oleh lifter putra Indonesia, Eko Yuli Irawan. Ia menjadi atlet pertama yang menyumbangkan medali untuk Indonesia pada Selasa dinihari waktu Indonesia, 31 Juli 2012.
Eko berhasil mengumpulkan angkatan total 317 kilogram (145 kilogram snatch, dan 172 kilogram clean & jerk). Hasil tersebut membuat atlet berusia 24 tahun itu berada di peringkat ketiga dalam kelas 62 kilogram putra. Eko berhasil menyabet medali perunggu.
