TEMPO.CO, Jakarta - Valentino Rossi memupuk rasa optimisme untuk balap MotoGP 2018, karena dia yakin bakal mendapatkan hasil yang lebih baik dengan motor baru.
Menjelang seri terakhir MotoGP 2017 yang akan digelar di Sirkuit Ricardo Tormo, Valencia, Spanyol pada akhir pekan ini. Rossi juga bicara soal kiprahnya tahun depan serta alasan dia menyenangi kerjasama dengan tim pabrikan Jepang.
"Setelah balapan di Australia, saya masih optimistis untuk tahun depan. Tim sudah menemukan kekurangan-kekurangan yang harus disempurnakan untuk balap musim depan. Pastinya tahun depan saya masih akan membalap. Soal apakah 2019 saya masih akan turun, baru akan ditentukan setelah beberapa balapan musim 2018. Jika saya merasa cukup fit, maka sudah pasti saya akan terus membalap," ujar Rossi memaparkan pikirannya.
Kontrak Rossi dengan Yamaha akan berakhir usai musim balap 2018. Jika performanya masih menunjukkan hasil positif dan Yamaha berminat, kontrak Rossi dapat diperpanjang hingga 2019 atau bahkan 2020.
Selama menjadi pembalap motor kelas premium, sejak 500 cc hingga MotoGP, Rossi lebih banyak membalap untuk tim Jepang. Tahun 2000-2003 dia bersama honda, lantas 2004-2010 dia di Yamaha. Tahun 2011-2012 dia bergabung ke Ducati yang pabrikan Italia, namun segera kembaloi ke Yamaha pada 2013 hingga sekarang.
Rossi punya alasan kuat soal pilihannya lebih betah bekerja bersama pabrikan motor dari Jepang.
"Orang-orang Jepang itu cepat dalam bertindak. Setelah tiga balapan terakhir, mereka akan langsung melakukan evaluasi dan perbaikan tanpa berlama-lama libur. Mereka akan menganalisis data, yang kemudian menginspirasi ide-ide baru di kepala mereka," kata Rossi lagi.
Tahun ini Rossi gagal memenangi balap MotoGP. Dia paling banter hanya mampu menduduki peringkat 4 klasemen akhir pembalap. Namun Rossi masih menyimpan obsesi yang seakan tidak pernah padam di usianya yang semakin menua, yaitu menjadi juara MotoGP sebanyak 8 kali dan 10 kali di semua kelas.
