Pemilik klub sepak bola Leicester City, Vichai Srivaddhanaprabha (tengah), berjalan menuju helikopternya di Stadion King Power pada akhir pertandingan, 3 April 2016. Kecelakaan heli Vichai terjadi beberapa saat setelah pertandingan Liga Primer Inggris Leicester melawan West Ham selesai. REUTERS/Carl Recine
TEMPO.CO, Jakarta - Keberhasilan Leicester City menjadi juara Liga Inggris musim kompetisi 2016 tidak lepas dari andil pemiliknya, Vichai Srivaddhanaprabha yang tewas akibat kecelakaan helikopter pada Sabtu 27 Oktober 2018.
Miliarder asal Thailand tersebut tewas setelah helikopter yang ditumpanginya jatuh dan terbakar tidak jauh dari kandang Leicester City, Stadion King Power. Srivaddhanaprabha hendak meninggalkan stadion usai menonton timnya bermain imbang 1-1 melawan West Ham United.
Srivaddhanaprabha yang merupakan orang Thailand ketururan Cina, membeli Leicester City dari pemilik sebelumnya Milan Mandaric pada Agustus 2010. Saat itu pengusaha asal Thailand tersebut mengeluarkan dana 39 juta pound sterling atau sekitar Rp 761 miliar menurut kurs saat ini.
Srivaddhanaprabha resmi memiliki Leicester City pada Februari 2011 setelah menggeser Mandaric dari posisi ketua, serta mengganti nama stadion dari Stadion Walker menjadi Stadion King Power. Nama terakhir adalah nama jaringan bisnis toko bebas pajak yang dimiliki Srivaddhanaprabha.
Pemain Leicester City, Riyad Mahrez menerima sebuah mobil BMW i8 dari pemilik klub, Vichai Srivaddhanaprabha yang terparkir di depan stadion King Power di Leicester, United Kingdom, Inggris, 5 Agustus 2016. (Getty Images)
Lima tahun setelah dimiliki Srivaddhanaprabha, nasib Leicester City ibarat kisah dongeng. Klub yang sama sekali belum pernah merasakan gelar juara Liga Primer Inggris sejak didirikan tahun 1884, akhirnya menjadi juara.
Padahal saat itu adalah tahun kedua Leicester City kembali ke Liga Primer, setelah sebelumnya berkiprah di divisi Championship. Srivaddhanaprabha seolah tukang sihir yang menyulap Leicester dari klub kelas teri menjadi kakap.
Srivaddhanaprabha dikenal royal dan dekat dengan para pemain. Kasper Schemichel dan James Vardy adalah dua jangkar Leicester City yang mengagumi sosok sang boss, yang tewas dalam usia 60 tahun.
"Susah menjabakan kesedihan saya dalam kata-kata. Beliau sangat berarti bagi klub ini dan kota Leicester," kata Schmeichel.
Salah satu bentuk kemurahan hati Srivaddhanaprabha adalah saat dia menghadiahi seluruh pemain Leicester City dengan mobil BMW i8, saat klub tersebut menjadi juara Liga Inggris. Mobil tersebut berharga 100 ribu pound sterling atau hampir Rp 2 miliar.
Hingga saat ini belum ada keterangan resmi dari Aiyawatt Srivaddhanaprabha, CEO Leicester City yang juga putra bungsu Vichai Srivaddhaprabha tentang nasib klub itu sepeninggal sang ayah.