Esports: Ini Harga Tiket Mobile Legends World Championship 2019
Reporter
Moh Khory Alfarizi
Editor
Aditya Budiman
Selasa, 5 November 2019 15:24 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Tiket penonton turnamen esports Mobile Legends: Bang Bang (M1) World Championship sudah mulai dijual. Panitia membagi jenis tiket menjadi tiga kategori, yaitu Bronze, Silver dan Gold.
Turnamen ini akan digelar untuk pertama kalinya pada 15-17 November 2019 di Malaysia dan diikuti oleh 16 tim dari 14 negara. Berdasarkan pantauan Tempo, tiket penonton sudah dijual secara online di laman myticket.asia.
Harganya untuk satu hari, Bronze Ticket, dibanderol 15-25 Ringgit Malaysia (setara Rp 50.700-Rp 84.500). Lalu kategori Silver Ticket harganya 20-30 Ringgit Malaysia (setara Rp 67.600-Rp 101.300).
Sedangkan tiket terusan selama tiga hari langsung dihargai 55 Ringgit Malaysia (setara Rp 185.800). Sedangkan Bronze Ticket, Silver Ticket dilabeli 70 Ringgi Malaysia (sekitar Rp 236.500). Lalu Gold Ticket mencapai 110 Ringgit Malaysia (setara Rp 371.600).
Tiket harian dan tiga hari sudah tersedia, dengan bundling bersama goodie bag serta kesempatan untuk mengikuti undian berhadiah dari M1. Selama turnamen berlangsung, penonton yang beruntung bisa memenangkan berbagai hadiah, seperti motor, handphone, kursi gaming, headset, M1 pack.
Selain itu, penonton memiliki kesempatan berpartisipasi di KOL show match, masuk ke dalam Experience Zone dan kesempatan membeli figur Miya yang sangat terbatas dan cocok untuk koleksi bagi penggemar Mobile Legends.
Untuk informasi lebih lanjut bisa langsung ke tautan http://m1.mobilelegends.com. Penonton juga bisa berkesempatan untuk mendapatkan potongan harga sebesar 25 persen dengan menggunakan kode promosi 25OFFM1.
Mobile Legends: Bang Bang World Championship akan diikuti oleh 16 tim dari 14 negara. Tim-im terpilih sebelumnya telah mengikuti kualifikasi di setiap negara seperti melalui Mobile Legends: Bang Bang Professional League (MPL) yang sukses diselenggarakan di berbagai negara seperti Malaysia, Singapura, Indonesia, Filipina dan Myanmar.
MOH KHORY ALFARIZI