TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia yakin mampu memenuhi keinginan untuk menjadi tuan rumah Olimpiade 2032. Hal tersebut diungkapkan Ketua NOC Indonesia, Raja Sapta Oktohari di Kantor NOC Indonesia Senayan, Jakarta pada Minggu 22 Desember.

Okto, panggilan akrab Raja Sapta Oktohari baru saja melakukan kunjungan ke Kantor Pusat Komite Olimpiade Internasional (IOC) di Lausanne, Swiss pada pekan lalu. Dia bertemu beberapa tokoh kunci IOC, termasuk Thomas Bach sang ketua.

Okto dan Bach membicarakan berbagai hal, termasuk niat Indonesia untuk menjadi tuan rumah Olimpiade 2032. Indonesia akan mendapat saingan dari Mumbay (India), Madrid (Spanyol), Jerman (yang berencana menggelar Olimpiade 2032 di 13 kota), serta Brisbane (Australia).

“Bidding Olimpiade sekarang tidak seperti dahulu, seperti kontes kecantikan. Sekarang IOC lebih mengutamakan pendekatan yang bersifat bimbingan. Bukan lagi jor-joran fasilitas,” kata Okto.

“Bahkan IOC menyarankan agar negara calon tuan rumah Olimpiade tidak perlu membangun fasilitas olahraga baru. Mereka menyarankan agar memanfaatkan fasilitas yang ada. IOC ingin agar Olimpiade memberikan nilai tambah bagi peradaban manusia, bukan malah menjadi kontra produktif,” kata Okto lagi.

Okto menambahkan bahwa keseriusan pencalonan tuan rumah Olimpiade 2032 akan mulai dikerjakan lebih fokus saat Olimpiade 2020 Tokyo. Indonesia akan membangun wahana bernama Rumah Indonesia di sekitar arena pergelaran Olimpiade 2020 Tokyo.

Setelah itu pada Olimpiade 2024 di Paris, Indonesia akan lebih serius dengan mengikuti bidding Olimpiade 2032.

“Saya percaya kita bisa mendapatkan peluang itu. Menjadi penyelenggara Olimpiade pertama di kawasan Asia Tenggara. IOC sangat terkesan dengan penyelenggaraan Asian Games 2018, dan itu akan berimbas besar terhadap peluang kita menjadi tuan rumah Olimpiade 2032,” kata Raja Sapta Oktohari lagi.