TEMPO.CO, Jakarta - Shakur Stevenson tidak jadi naik ring untuk mempertahankan gelar juara kelas bulu WBO melawan Miguel Marriaga di New York, Sabtu, 14 Maret 2020, karena pertandingan dibatalkan akibat pandemi virus corona.

Stevenson termasuk muka baru di dunia tinju. Ia berjuang masuk ke pro dengan modal medali perak Olimpiade 2016. Meski baru memegang gelar kelas bulu WBO selama lima bulan, promotornya Bob Arum sudah sesumbar dalam waktu tiga tahun Stevenson akan memiliki nama besar sekelas Floyd Mayweather Jr.

Arum memang berusaha keras untuk membuat Stevenson (13-0, 7 KO) memiliki nama besar secepat mungkin, tetapi virus corona menghambat rencana itu.

Top Rank Boxing harus membatalkan pertandingan 14 Maret dan 17 Maret karena krisis corona.

Arum tadinya tetap berniat menggelar pertandingan tanpa penonton, namun ketidaksiapan perangkat pertandingan membuat pertarungan itu batal diadakan.

"Dia adalah Floyd Mayweather kedua," kata Arum kepada ESPN. "Shakur sangat percaya diri dengan kemampuannya, seperti halnya Floyd. Dia adalah petarung yang sangat defensif, seperti halnya Floyd. Dan dia seperti seorang jenius di atas ring, seperti halnya Floyd.”

Namun Stevenson diragukan bisa menyamai Mayweather, karena dia tidak memiliki kecepatan pukulan sebagaimana Mayweather.

Ketika Mayweather berusia 22, dia mengalahkan nama besar seperti Justin Juuko, Carlos Rios dan Carlos Gerena. Mayweather tampak jauh lebih halus dan jauh lebih cepat daripada Stevenson.

Jadi Arum harus kerja keras untuk bisa menjadikan Stevenson setingkat dengan Mayweather. Arum harus mencarikan lawan tangguh bukan seperti Marriaga (29-3, 25 KO) yang telah dikalahkan oleh Nicholas Walters, Oscar Valdez dan Vasiliy Lomachenko.

Shakur Stevenson mestinya menghadapi petinju seperti Gary Russell Jr, Leo Santa Cruz, Josh Warrington, Gervonta Davi, sMiguel Berchelt, Oscar Valde, Chris Colbert, Joseph Diaz, Teofimo Lopez, sampai Vasiliy Lomachenko.

ESPN | BOXINGNEWS24