Kementeriannya Dituduh Taufik Hidayat Korup, Ini Kata Menpora

Rabu, 13 Mei 2020 03:12 WIB

Legenda Bulu Tangkis Indonesia, Taufik Hidayat menjawab pertanyaan wartawan di Kawasan Ciracas, Jakarta Timur, Kamis, 12 September 2019. TEMPO/Irsyan

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pemuda dan Olahraga, Zainudin Amali mengatakan tidak perlu menanggapi tudingan Taufik Hdayat bahwa lembaga yang dipimpinnya menjadi sarang korupsi.

"Saya nggak mau nanggapi tapi membuktikan dengan apa yang saya lalukan sekarang di Kantor Kemenpora," kata Zainudin kepada Tempo. Selasa, 12 Mei 2020.

Tuduhan banyaknya praktek culas di Kemenpora dikemukakan oleh Wakil Ketua Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) Periode 2016-2017 Taufik Hidayat dalam wawancara podcast dengan Deddy Corbuzier.

Menteri kelahiran Gorontalo ini menjabarkan beberapa pembenahan yang dilakukan sejak menjabat Oktober 2019. Ia menetapkan program prioritas paling pertama yakni perbaikan tata kelola organisasi.

"Membuat komunikasi dengan pihak eksternal yang terbuka," ucap dia menjelaskan perbaikan manajemen yang dilakukan di Kemenpora.

Advertising
Advertising

Selanjutnya, kata dia, bantuan dana kepada cabang olahraga berupa penandatanganan nota kesepakatan harus dihadiri oleh Ketua Umum dan disaksikan oleh media.

Zainudin pun membatasi kunjungan ke ruangannya. "Untuk ke ruang menteri sangat ketat kalau tidak ada janji, tidak bisa naik walaupun itu kenalan atau teman," ungkap dia.

Ia juga menghilangkan kursi yang berada di lobi lantai 1 Kemenpora. Menurut dia, kursi itu selama ini digunakan oleh para perantara untuk bernegosiasi menjalankan praktek rasuah.

"Nilai reformasi birokrasi naik, saat saya masuk di posisi 60, sekarang sudah di posisi 65. Target saya sampai nilai 80," ujar Zainudin.

Kepatuhan pada Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) pejabat Kemenpora, kata dia telah meningkat menjadi 99,46 persen. Padahal sebelumnya hanya berkisar pada angka 50-60 persen. "Itulah upaya-upaya yang saya lakukan untuk membenahi tata kelola di Kantor Kemenpora," kata dia.

Sebelumnya, Taufik Hidayat mencontohkan korupsi yang terjadi di Kemenpora saat ia menjabat sebagai Wakil Kepala Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) periode 2016-2017 itu.

Ia mencontohkan masalah akomodasi bagi atlet. "Ada 500 atlet Pelatnas disewakan di hotel. Misalnya harga sewa per kamar Rp 500 ribu. Kalau kita masukin orang banyak ke hotel kan suka dapat diskon. Itu dikalikan sebulan. Berapa coba. Makanya mereka enak, jadi PNS di Jakarta, punya rumah punya mobil punya cicilan berapa. Ini yang gue rasain, gue lihat, cuma gak ada bukti, dengan omongan doang, siapa yang akan percaya."

"Kenapa gak terlihat di KPK. Gak tahu deh, kan semua butuh bukti," kata Taufik Hidayat, peraih medali emas Olimpiade 2004 di Athena.

IRSYAN HASYIM

Berita terkait

Menpora Dito Ariotedjo Ingin Beri Bonus Tim Bulu Tangkis Indonesia yang Lolos ke Final Piala Thomas dan Piala Uber 2024

4 jam lalu

Menpora Dito Ariotedjo Ingin Beri Bonus Tim Bulu Tangkis Indonesia yang Lolos ke Final Piala Thomas dan Piala Uber 2024

Menpora Dito Ariotedjo menilai perjuangan wakil Indonesia di Piala Thomas dan Piala Uber 2024 patut diapresiasi.

Baca Selengkapnya

Roberto Mancini Sebut 4 Pemain Timnas U-23 Indonesia Ini Layak Main di Serie B Italia

10 jam lalu

Roberto Mancini Sebut 4 Pemain Timnas U-23 Indonesia Ini Layak Main di Serie B Italia

Pelatih timnas Arab Saudi Roberto Mancini memuji penampilan Timnas U-23 Indonesia di Piala Asia U-23 2024.

Baca Selengkapnya

Nurul Ghufron Permasalahkan Masa Daluwarsa Kasusnya, Eks Penyidik KPK: Akal-akalan

1 hari lalu

Nurul Ghufron Permasalahkan Masa Daluwarsa Kasusnya, Eks Penyidik KPK: Akal-akalan

Eks penyidik KPK, Yudi Purnomo Harahap, menilai Nurul Ghufron seharusnya berani hadir di sidang etik Dewas KPK jika merasa tak bersalah

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

1 hari lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Alexander Marwata Benarkan Pernyataan Nurul Ghufron Soal Diskusi Mutasi ASN di Kementan

1 hari lalu

Alexander Marwata Benarkan Pernyataan Nurul Ghufron Soal Diskusi Mutasi ASN di Kementan

Alexander Marwata mengaku membantu Nurul Ghufron untuk mencarikan nomor telepon pejabat Kementan.

Baca Selengkapnya

Piala Asia U-23 2024 Berakhir, Ini Kata Menpora, Erick Thohir, hingga Shin Tae-yong Usai Laga Indonesia vs Irak

1 hari lalu

Piala Asia U-23 2024 Berakhir, Ini Kata Menpora, Erick Thohir, hingga Shin Tae-yong Usai Laga Indonesia vs Irak

Sejumlah pihak mengomentari hasil pertandingan Timnas Indonesia vs Irak dalam laga perebutan peringkat ketiga Piala Asia U-23 2024 lalu.

Baca Selengkapnya

IM57+ Nilai Nurul Ghufron Panik

2 hari lalu

IM57+ Nilai Nurul Ghufron Panik

Nurul Ghufron dinilai panik karena mempermasalahkan prosedur penanganan perkara dugaan pelanggaran etiknya dan menyeret Alexander Marwata.

Baca Selengkapnya

KPK Bilang Kasus SYL Berpotensi Meluas ke TPPU, Apa Alasannya?

2 hari lalu

KPK Bilang Kasus SYL Berpotensi Meluas ke TPPU, Apa Alasannya?

Menurut KPK, keluarga SYL dapat dijerat dengan hukuman TPPU pasif jika dengan sengaja turut menikmati uang hasil kejahatan.

Baca Selengkapnya

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Mangkir tanpa Alasan, KPK: Praperadilan Tak Hentikan Penyidikan

2 hari lalu

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Mangkir tanpa Alasan, KPK: Praperadilan Tak Hentikan Penyidikan

KPK mengatakan, kuasa hukum Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor seharusnya berperan mendukung kelancaran proses hukum.

Baca Selengkapnya

Nurul Ghufron Sebut Nama Pimpinan KPK Lainnya Dalam Kasus Mutasi Pegawai Kementan

2 hari lalu

Nurul Ghufron Sebut Nama Pimpinan KPK Lainnya Dalam Kasus Mutasi Pegawai Kementan

Nurul Ghufron menyebut peran pimpinan KPK lainnya dalam kasus dugaan pelanggaran kode etik yang menjerat dirinya.

Baca Selengkapnya