Wacana Naturalisasi Pemain Brasil untuk Timnas U-20, Kemenpora: Sah-Sah Saja

Selasa, 25 Agustus 2020 12:30 WIB

Sejumlah pesepakbola tim nasional Indonesia U-19 saat menjalani latihan di Stadion Madya, Kompleks Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Kamis, 20 Agustus 2020. Timnas Indonesia U-19 sedang menjalani pemusatan latihan untuk persiapan tampil di Piala Asia U-19 2020 pada 14-31 Oktober mendatang. Skuat Merah Putih tergabung di Grup A bersama tuan rumah Uzbekistan, Iran, dan Kamboja. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
<p>TEMPO.CO, Jakarta- Kementerian Pemuda dan Olahraga menyebutkan belum menerima informasi dari PSSI perihal rencana <a href="https://www.tempo.co/tag/naturalisasi-pemain">naturalisasi pemain</a> asal Brasil untuk timnas yang disiapkan menghadapi Piala Dunia U-20 tahun 2020.</p><p>Sekretaris <a href="https://www.tempo.co/tag/kemenpora">Kemenpora</a>, Gatot S Dewa Broto menuturkan proses naturalisasi pemain dalam olah raga tidak melanggar aturan yang berlaku di Indonesia. "Kami belum dapat info, itu sah-sah saja, ranahnya (di) PSSI," kata Gatot saat dihubungi <em>Tempo</em>, Selasa, 25 Agustus 2020.</p><p>Wacana naturalisasi besar-besaran pemain ini tampak dari langkah sejumlah klub sepak bola ternama di tanah air mendatangkan para pemain dari Brasil. Saat ini dua klub yakni Persija Jakarta dan Arema FC telah mendatangkan masing-masing dua pemain dari negeri Samba. Langkah ini diikuti Madura United.</p><p>Dalam sebuah kesempatan di Juli 2020, Ketua Umum PSSI Iwan Bule menyatakan jika opsi naturalisasi pemain sangat mungkin dilakukan, hanya saja naturalisasi itu bisa dilakukan melalui tingkat klub.</p><p>&ldquo;Beberapa klub ada yang melakukan naturalisasi. Kalau nantinya bisa dipakai (Timnas Indonesia) kan bagus. Kita bisa bantu percepatan perpindahan kewarganegaraannya," ujar Iwan Bule saat menjadi narasumber webinar di salah satu media nasional.</p><p>Sebelumnya, Dewan Perwakilan Rakyat mengkritik rencana PSSI melakukan naturalisasi pemain besar-besaran menjelang perhelatan Piala Dunia U-20 2021. Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda mengatakan langkah itu hanya cara instan meraih prestasi dan tidak menyelesaikan akar persoalan pembinaan sepak bola di tanah air.</p><p>&ldquo;Rencana naturalisasi pemain besar-besaran agar berprestasi di Piala Dunia U-20 sangat bertentangan dengan filosofi pembinaan olah raga prestasi di Indonesia. Langkah itu ibarat jalan pintas yang belum tentu menghasilkan prestasi yang diidamkan,&rdquo; ujar Syaiful Huda saat dihubungi, Sabtu, 22 Agustus 2020.</p><p>Syaiful menjelaskan keinginan&nbsp;Kemenpora&nbsp;dan PSSI untuk berprestasi di Piala Dunia U-20 tentu wajar. Apalagi Indonesia bakal menjadi tuan rumah. Hanya saja, kata dia, langkah naturalisasi tersebut akan lebih banyak memberikan dampak negatif bagi perkembangan sepak bola Indonesia di masa depan.</p><p>&ldquo;Untuk jangka pendek, naturalisasi pemain bisa jadi cara cepat cetak prestasi. Kendati demikian pada jangkah menengah dan Panjang, naturalisasi pemain ini hanya memunculkan banyak dampak negatif,&rdquo; kata dia.</p><p>Syaiful mengungkapkan beberapa dampak negatif dari proses naturalisasi pemain ini di antaranya adalah terpuruknya mental para pemain muda di Indonesia. Para pemain muda Indonesia akan merasa tidak dihargai oleh pemerintah dan federasi meski mereka telah berlatih sejak usia dini.</p><p>&ldquo;Bayangkan saja bagaimana perasaan para pemain muda kita saat tiba-tiba mereka harus bersaing dengan para pemain dari negara yang kultur sepak bolanya lebih mapan. Terlebih mereka tahu jika para pemain dari negara lain tersebut mendapatkan berbagai fasilitas dari federasi baik secara langsung maupun tak langsung,&rdquo; ujar dia.</p><p>Dampak negatif lain dari naturalisasi pemain, Huda melanjutkan, adalah sia-sianya pembinaan pemain usia dini. Ratusan klub di Indonesia diimbau bahkan diwajibkan untuk mempunyai tim muda. Sekolah sepak bola (SSB) juga berlomba untuk mencetak pemain andal.</p><p>Berbagai kejuaraan kelompok umur juga secara rutin dilakukan. &ldquo;Betapa besar biaya untuk melakukan semua itu. Namun saat ada kebutuhan untuk membentuk tim nasional, tiba-tiba pemerintah dan federasi lebih memilih melakukan <a href="https://sport.tempo.co/read/1378035/muasal-merebaknya-isu-naturalisasi-pemain-brasil-untuk-piala-dunia-u-20">naturalisasi pemain</a>. Ini kan sangat ironis,&rdquo; kata dia.</p><p>IRSYAN HASYIM</p>

Berita terkait

Berita terkait tidak ada