Pentingnya Jaminan Sosial bagi Atlet dan Pelatih pada Masa Pandemi Covid-19

Sabtu, 14 November 2020 13:35 WIB

Latihan bulu tangkis mulai dilakukan di masa penerapan New Normal di GOR KONI Depok, 1 November 2020. Tempo/Irsyan

TEMPO.CO, Jakarta - Pelatih bulu tangkis, Endang Hermawan merasakan dampak pandemi Covid-19 bagi kehidupannya. Sejak merebaknya virus corona di Indonesia, bapak dua anak ini harus merelakan kehilangan penghasilan akibat tutupnya Gelanggang Olahraga yang digunakan untuk berlatih.

"Sejak pemberlakuan PSBB (pembatasan sosial berskala besar) itu kan semua fasilitas olahraga tutup," kata dia saat ditemui Tempo, 1 November 2020.

Sebelum pandemi, ia bisa memperoleh penghasilan sekitar Rp 6 juta dari melatih di beberapa tempat. Endang melatih di klub PB Jaya Raya Ragunan, dan mengajar ekstrakurikuler di Sekolah Dian Cinere, serta mendirikan klub bernama Mandiri Raya Depok. "Dari semua itu bisalah untuk hidup dan membiayai anak sekolah, apalagi yang paling tua sekarang lagi kuliah di IPB," kata Endang yang telah melatih sejak tahun 2001.

Sejak pandemi, kehidupan keluarganya sangat dibantu dari penghasilan istrinya. Keuntungan usaha istrinya berjualan makanan secara online digunakan untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari. Menurut Endang, kondisi terburuk dialami pada periode Mei-Agustus 2020. Ketika itu penghasilan dari melatih sama sekali tidak ada. "Kalau istri tidak jualan online, mungkin buat makan pun sulit," ucapnya.

Sejak penerapan PSBB transisi, Endang pun membuka latihan privat lagi untuk empat orang atlit. Itu pun harus berpindah-pindah tempat, karena belum seluruh GOR buka. "Kadang di Depok, kadang di daerah Lenteng. Lumayan sudah ada penghasilan sejak September ini, walaupun paling banyak Rp 1,2 juta setiap bulan," kata dia.

Selama pandemi, Endang tidak mendapat bantuan sosial dari Kementerian Pemuda dan Olahraga dan Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI). Menurut dia, jika ada bantuan dari federasi atau Kemenpora, tentu akan bisa mengurangi beban para pelaku olahraga yang terimbas pandemi corona. "Kalau saya, syukur masih dapat bantuan dari pemerintah daerah yang melalui Ketua RT," kata pelatih berusia 49 tahun ini.

Advertising
Advertising

Tak hanya Endang, pelatih klub Mitra Bintaro, Rara, juga mengalami nasib serupa. Sejak awal pandemi, Maret lalu, perempuan berusia 55 tahun ini hidup dari uluran tangan rekan-rekannya. Bantuan sosial dari pemerintah pun tidak mampu menutupi biaya hidup bagi bersama seorang anaknya yang masih berkuliah. "Apalagi saya ini janda, jadi melatih aja satu-satunya sumber penghasilan," kata dia.

Bukan hanya pelatih, atlet bulu tangkis merasakan dampak pandemi.<!--more-->

Bukan hanya pelatih, atlet bulu tangkis merasakan dampak pandemi. Tidak adanya kompetisi membuat kesempatan atlet mendapat bonus jadi tertutup. Secara otomatis ikut mengurangi penghasilan yang didapatkan.

Namun, kondisi itu tidak menyurutkan semangat solidaritas dari mereka. Ketika awal pandemi, pemain bulu tangkis Nadya Melati menyulap akun Instagram-nya menjadi balai lelang. Pada 20 - 26 April 2020, atlet spesialis ganda putri ini memasarkan barang milik para penghuni pemusatan latihan nasional (Pelatnas) Cipayung, untuk mengumpulkan dana demi menanggulangi virus corona.

"Total terkumpul dana Rp 33,7 juta yang bakal didonasikan untuk pembelian APD (alat pelindung diri) bagi perawat yang menangani pasien Covid-19," kata Nadya kepada Tempo, 4 Mei 2020.

Ia menyebutkan jersey milik Muhammad Rian Ardianto dan raket Greysia Polii menjadi properti lelang paling diminati. Raket Greysia laku Rp 5,25 juta, sementara seragam Rian dihargai sebesar Rp 2,5 juta.

Lelang berlangsung secara live di Instagram. Saat lelang, beberapa tenaga medis juga ikut berkomentar berharap mendapat bantuan berupa masker dan baju hazmat.

Hasil donasi bakal disalurkan ke Rumah Sakit Adhyaksa Jakarta Timur, RSUD Pasar Minggu, dan RSUD Bekasi. "Saya sih penginnya mau bantu semua, tapi ternyata APD itu mahal, jadi masih mau lelang lagi," ujar atlet klub Pertamina Fastron ini.

Vita Marissa dan Nadya Melati. TEMPO/ Amston Probel

Meski tak lagi berada di Pelatnas, mantan pasangan Vita Marissa ini masih menghubungi rekan-rekannya yang lain untuk bisa berdonasi. Ia mengatakan masih bakal membuka lelang lagi.

Lelang berikutnya, kata Nadya, jersey pemain ganda putra peringkat dua dunia, Mohamad Ahsan. "Nanti setelah lelang punya Ahsan, baru sumbangannya disalurkan," kata dia. Selain mendapatkan donasi barang dari atlet Pelatnas Cipayung. Nadya juga menerima sumbangan dari peraih medali emas Olimpiade 2016, Liliyana Natsir.

"Saya lebih senang jika amanah dari teman pemain ini bisa berguna bagi rumah sakit yang membutuhkan," ujar perempuan kelahiran 2 Desember 1986 ini.

Ketua Masyarakat Pemerhati Bulu Tangkis Indonesia (MPBI), Kurniadi menilai banyaknya bantuan dari atlet bulu tangkis untuk tenaga kesehatan, selama pandemi merupakan bentuk kepedulian pada masa krisis untuk tenaga kesehatan.

Menurut dia, para atlet dan pelatih juga terdampak. Ia pun berharap pemerintah bisa lebih memperhatikan para pelaku olahraga yang mendedikasikan waktu dan tenaganya untuk dunia bulu tangkis.

Kurniadi menuturkan ada sekitar 50 ribu orang yang menggantungkan hidup dari pembinaan pebulu tangkis muda di berbagai klub seluruh Indonesia. Sekitar 10 ribu merupakan pelatih yang berasal dari klub kecil. "Mereka dibayar berdasarkan iuran dari anggota klub yang dilatih. Karena pandemi belum tahu kapan kelar, seharusnya pemerintah memberikan insentif kepada mereka," kata Kurniadi.

MPBI ikut mendukung program pemberian paket kesehatan berupa masker, hand sanitizer, suplemen, dan sabun cuci tangan yang digagas oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga untuk para atlet.

Menurut Kurniadi, upaya Kemenpora memberikan bantuan itu harus diikuti dengan membuka informasi perihal penyalurannya. Ia menyebutkan tiga hal penting yang harus diketahui publik yakni jumlah anggaran, sebaran atlet penerima dan mekanisme pemberiannya.

"Kita ingin Kemenpora terbuka soal anggaran agar jika ada 'tikus-tikus', bisa dideteksi di pos-pos apa saja kira-kira mereka makan 'kuenya' dan mudah-mudahan bisa terbukti bahwa dalam program ini bebas dari tikus," ujar dia.

Kurniadi juga meminta informasi atlet yang menerima bantuan bisa diketahui oleh publik untuk memudahkan pengawasan. Ia memberi contoh data yang krusial itu seperti atlet dari cabang olahraga mana saja, jumlah atlet, serta penyaluran bantuan ke daerah mana saja.

"Sebagai gambaran saja, jika kita pakai data dari PBSI, maka jumlah atlet bulu tangkis ada sekitar 33 ribu orang lebih. Berapa di cabor (cabang olahraga) lain dan ingat bahwa setiap klub itu punya pelatih dan ofisial yang juga butuh," kata dia.

Selanjutnya, ia menyoroti cakupan wilayah yang menjadi lokasi penyaluran bantuan kesehatan kepada atlet. Kurniadi mempertanyakan mekanisme pemberian bantuan bagi atlet yang berada di luar Pulau Jawa serta wilayah yang jauh dari ibu kota provinsi dan kabupaten.

"Haruskah mereka mendapat paket seharga 50 ribu rupiah atau 100 ribu rupiah, harus melajukan perjalanan yang memakan ongkos puluhan ribu?" kata dia.

MPBI, menurut dia, mendorong Kemenpora untuk lebih memprioritaskan program perang melawan pandemi Covid-19 dengan memberikan bantuan kebutuhan pokok terutama sembako, kepada stakeholder keolahragaan terutama para pelatih olahraga yang selama ini hidupnya bersandar dari iuran orang tua murid. Selama ini penghasilan mereka banyak yang tidak sampai atau sebesar upah minimum regional (UMR) sehingga tidak punya tabungan.

"Mereka dalam kategori itu saat ini tidak punya penghasilan karena banyak GOR ditutup dan dilarang tetap mengadakan acara pelatihan, apa iya akan dibiarkan mereka untuk survive harus terus keluar rumah memaksakan murid-muridnya latihan agar orang tuanya tetap bayar iuran," kata Kurniadi, menjelaskan kondisi para pelatih yang terkena dampak pandemi.

Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Zainudin Amali menjamin pendistribusian bantuan penanganan pandemi Covid-19 dilakukan dengan transparan dan tepat sasaran.<!--more-->

Mengenai bantuan penanganan dan sosialisasi pencegahan pandemi Covid-19, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Zainudin Amali menjamin pendistribusiannya bakal dilakukan dengan transparan dan tepat sasaran. Kemenpora melalui Instruksi Presiden Nomor 4 tahun 2020 melakukan realokasi anggaran sebesar Rp 564 miliar sementara nilai dana untuk refocusing yakni Rp 87,52 miliar.

Menurut dia, kalau dana yang di-refocusing pagu anggaran masih berada Kemenpora tapi fungsinya yang dialihkan sesuai dengan Inpres 4/2020 untuk menangani Covid-19. "Kalau yang Rp 564 miliar itu langsung ditangani Kementerian Keuangan. Kami tidak mendapatkan informasi ke mana saja tapi yang jelas itu dikumpulkan dari seluruh pemotongan kementerian/lembaga yang ditujukan untuk penanganan pandemi corona," kata dia kepada Tempo, 16 Mei 2020.

Dana refocusing, kata Zainudin, peruntukannya terbagi untuk eksternal dan internal. Ia menyebutkan dana dari Sekretariat sebesar Rp 4,6 miliar dan Unit Pelayanan Teknis sebesar Rp 3 miliar masuk kategori internal. Peruntukannya antara lain untuk dukungan bagi Rumah Sakit Olahraga Nasional Cibubur untuk penanganan Covid-19 khusus bagi para atlet, pelatih, relawan, pemuda, pramuka, termasuk pengadaan bantuan alat pelindung diri dan obat-obatan. Untuk internal juga meliputi dukungan dana bagi Pusat Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kesehatan Olahraga Nasional.

Untuk dukungan dana ke eksternal, kata dia, ada pada pos Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda dan Deputi Bidang Pengembangan Pemuda dengan total anggaran sebesar Rp 20,5 miliar. Sasaran anggaran yakni penanganan dan sosialisasi pencegahan Covid-19 bagi pemuda, relawan, pramuka, pemuda difabel, organisasi kemasyarakatan pemuda (OKP), dan komunitas pemuda. "Itu untuk eksternal," katanya.

Menteri Pemuda dan Olahraga, Zainuddin Amali berdiri dengan latar lambang negara dan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin di Gedung Kemenpora, Jalan Gerbang Pemuda, Jakarta, Kamis, 24 Oktober 2019. TEMPO/Irsyan Hasyim

Untuk dukungan eksternal juga meliputi kedeputian bidang olahraga. Anggarannya yakni dari Deputi Pembudayaan Olahraga sebesar Rp 19,56 miliar serta Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga sebesar Rp 39,6 miliar. Anggaran itu dialokasikan dukungan bagi sekolah olahraga, bagi PPLP yang tersebar di berbagai provinsi, klub olahraga, stakeholder di olahraga rekreasi dan olahraga pendidikan. Dana dari Deputi Peningkatan Prestasi olahraga bakal distribusikan untuk cabang olahraga yang nasi menjalani latihan mandiri maupun beberapa yang masih terpusat tapi menerapkan protokol pencegahan Covid-19.

"Itu juga akan menjadi bagian yang akan menerima ini dan stakeholder olahraga dan tidak lupa kami alokasikan untuk kelompok suporter karena ini juga rawan maka kami masukkan dalam kelompok yang akan mendapatkan bantuan dari refocusing ini," kata Zainudin menjelaskan kelompok yang menjadi sasaran dana refocusing.

Ia menyebutkan telah menargetkan pengadaan barang berupa APD, rapid test, dan obat-obatan diprioritaskan dilakukan pada Mei-Juli 2020. Pemberian fasilitas kepada stakeholder bakal dilakukan secara bertahap mulai Mei. "Hal lain akan kami evaluasi sesuai perkembangan dan kebutuhan," kata dia.

Kemenpora, kata Zainudin, tidak diperkenankan untuk memberikan bantuan berupa uang tunai. Hal itu sudah disepakati dalam rapat yang dipimpin Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan. Tanggung jawab pemberian bantuan itu ditangani oleh Kementerian Sosial.

"Adapun kalau ada kelompok masyarakat yang membutuhkan data bisa disampaikan kepada kami dan datanya kami teruskan ke kementerian sosial," kata dia.

Menurut Menpora, Menteri Sosial Juliari Batubara telah menyampaikan langsung mekanismenya dan siap menerima rekomendasi dari Kemenpora asal jelas jenis kelompoknya, jumlah anggota penerima, dan lokasinya di mana. "Itu maksimal yang kami bisa lakukan, kalau dari kami tidak memungkinkan secara aturan yang ada, kalau kita bantuan itu langsung berupa barang," kata dia.

Selain memberikan bantuan sosial, Sekretaris Kemenpora, Gatot S Dewabroto menambahkan pihaknya tidak bisa memberikan jaminan kesehatan bagi atlet dan pelatih sesuai yang telah diatur dalam Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional. Menurut dia, anggaran yang disediakan oleh Kemenpora hanya meliputi uang saku setiap bulan. “Kami itu memberikan dana bagi cabang olahraga untuk persiapan event. Seperti persiapan mengikuti olimpiade, paralimpik, terkait asuransi tidak melekat di situ,” ujar dia saat dihubungi Tempo, Selasa, 11 November 2020.

Gatot menyebutkan anggaran asuransi kesehatan bisa dialokasikan jika mengadakan event olahraga. Ia memberi contoh penyelenggaraan Asian Games 2018. Ketika itu, Kemenpora menjalin kerja sama dengan perusahaan asuransi untuk memberikan jaminan bagi atlet dan pelatih bagi seluruh kontingen. Selain itu, kata Gatot, asuransi kesehatan bisa didapatkan atlet dan pelatih ketika menjadi delegasi daerah untuk mengikuti Pekan Olahraga Nasional (PON) tahun 2021 di Papua. “Nanti yang menyediakan asuransi kesehatan dari Pengurus Besar (PB) PON,” katanya.

Meski tidak menjadi tanggung jawab Kemenpora, Gatot mengimbau kepada seluruh pengurus organisasi cabang olahraga untuk lebih memperhatikan jaminan kesehatan bagi atlet dan pelatih hingga ke level daerah. Menurut dia, menjalin kerja sama dengan pihak swasta bisa menjadi salah satu alternatif. “Apalagi pandemi Covid-19 ini tidak ada yang tahu kapan akan berakhir,” tutur dia.

IRSYAN HASYIM

Berita terkait

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

7 jam lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Jadwal Piala Thomas dan Piala Uber Sabtu 27 April: Tim Bulu Tangkis Putra dan Putri Indonesia Awali Perjuangan

9 jam lalu

Jadwal Piala Thomas dan Piala Uber Sabtu 27 April: Tim Bulu Tangkis Putra dan Putri Indonesia Awali Perjuangan

Tim bulu tangkis putra dan putri Indonesia mengatakan siap untuk bertempur pada laga perdana Piala Thomas dan Piala Uber hari ini.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

1 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Tim Piala Thomas dan Piala Uber Indonesia Jalani Latihan Perdana, Simak Kondisi Terkini Para Atlet

1 hari lalu

Tim Piala Thomas dan Piala Uber Indonesia Jalani Latihan Perdana, Simak Kondisi Terkini Para Atlet

Tim bulu tangkis Piala Thomas dan Piala Uber Indonesia menggelar latihan perdana di Chengdu Hi Tech Zone Sports Center Gymnasium.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

1 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Jadi Kapten Tim Piala Thomas dan Piala Uber 2024, Ini Fokus Fajar Alfian dan Apriyani Rahayu

3 hari lalu

Jadi Kapten Tim Piala Thomas dan Piala Uber 2024, Ini Fokus Fajar Alfian dan Apriyani Rahayu

Tim Piala Thomas dan Piala Uber Indonesia resmi menunjuk Fajar Alfian dan Apriyani Rahayu sebagai kapten.

Baca Selengkapnya

Ricky Soebagdja Optimistis Tim Bulu Tangkis Putra Indonesia Bisa Juara Piala Thomas, Ini Alasannya

3 hari lalu

Ricky Soebagdja Optimistis Tim Bulu Tangkis Putra Indonesia Bisa Juara Piala Thomas, Ini Alasannya

Ricky Soebagdja mengatakan optimistis skuad putra bulu tangkis Indonesia bisa kembali membawa pulang Piala Thomas tahun ini.

Baca Selengkapnya

Fajar Alfian dan Apriyani Rahayu Jadi Kapten Tim Piala Thomas dan Piala Uber 2024

4 hari lalu

Fajar Alfian dan Apriyani Rahayu Jadi Kapten Tim Piala Thomas dan Piala Uber 2024

Fajar Alfian dan Apriyani Rahayu ditunjuk berdasarkan hasil voting seluruh atlet yang tergabung di dalam tim Piala Thomas dan Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Kemenpora Buka Kemungkinan Kerja Sama dengan Red Sparks untuk Buat Akademi Bola Voli

5 hari lalu

Kemenpora Buka Kemungkinan Kerja Sama dengan Red Sparks untuk Buat Akademi Bola Voli

Kemenpora membuka kemungkinan untuk membuat akademi bola voli bersama klub asal Korea Selatan, Daejeon JungKwanJang Red Sparks, di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

5 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya