TEMPO.CO, Jakarta-Kepala Bidang (Kabid) II Panitia Besar Pekan Olahraga Nasional (PB PON), Roy Letlora, mengatakan terdapat tiga hal yang cukup mengganggu persiapan
PON Papua, yakni wabah malaria, pandemi Covid-19, dan aksi Kelompok Kekerasan Bersenjata (KKB) yang akhir-akhir ini marak di Bumi Cendrawasih.
Menurut dia, segala protokol telah disiapkan untuk mencegah penularan malaria dan
Covid-19, serta mengantisipasi aksi KKB yang kini sudah ditetapkan sebagai teroris oleh pemerintah.
"Untuk malaria, kami sudah antisipasi. Nantinya kami akan melakukan penyemprotan di seluruh klaster,
Sedangkan untuk Covid-19, protokol kesehatan ketat akan diberlakukan," kata Roy Letrora dalam konferensi pers di Hotel Mulia, Jakarta, Kamis, 29 April 2021.
Nantinya, kata dia, akomodasi para atlet tidak dibagi berdasarkan kontingen, melainkan berdasarkan cabang olahraga. Langkah itu, kata Roy, untuk meminimalisasi mobilitas atlet demi mencegah penularan Covid-19.
"Jadi mohon maaf kalau nantinya akomodasi atlet berdasarkan cabornya, begitu sampai di Bandara, kami langsung memisahkan atlet berdasarkan cabornya," ucap Roy Letlora.
Adapun terkait KKB, kata dia, tempat yang menjadi zona rawan sangat jauh dari klaseter PON 2021. "Bahkan, dari zona rawan ke klaster, transportasinya harus menggunakan pesawat kecil, jadi aman lah," kata dia.
PB PON, kata dia, telah bekerjasama dengan pihak keamanan juga menyediakan drone besar untuk mengawasi gelaran
PON. Menurut dia, gambar yang dihasilkan dari drone itu memiliki resolusi tinggi yang mampu mengindetifikasi wajah orang-orang yang mencurigakan.
"Jadi, siapa yang ada di PON bisa kami deteksi. Teknologi militer kami gunakan untuk menyelenggarakan pesta olahraga nasional ini," kata Roy Letlora.
PON Papua akan berlangsung pada 2-15 Oktober 2021.