Duel Unifikasi Gagal, Joshua Tuding Fury Hanya Pakai Namanya buat Publisitas
Reporter
Terjemahan
Editor
Nurdin Saleh
Rabu, 26 Mei 2021 12:30 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Eddie Hearn, Chairman Matchroom Boxing, mengutarakan kekecewaannya setelah pertarunganantara petinju mereka, Anthony Joshua, melawan Tyson Fury, gagal terlaksana. Ia menyebut ada bau tak sedap dalam proses yang ada.
Duel unifikasi gelar kelas berat antara Joshua dan Fury, yang sama-sama berasal dari Inggris, awalnya sudah disepakati akan berlangsung pada 14 Agustus 2021 di Arab Saudi.
Namun, rencana itu berantakan karena karena 24 jam kemudian hakim arbitrasi memutuskan Fury wajib memenuhi kontrak untuk bertarung ketiga kalinya, melawan Doentay Wilder, dengan batas akhir ditentukan pada 15 September.
Eddie Hearn mencium hal aneh dari proses yang terjadi. Ia kini bahkan yakin bahwa perwakilan Tyson Fury tidak pernah benar-benar ingin bertarung dengan Anthony Joshua.
"Mereka menandatangani kontrak untuk melakukan pertarungan ini, dan itu terjadi," kata Eddie Hearn dalam DAZN Boxing Show.
“Kami diberitahu berulang kali bahwa arbitrase tidak akan menjadi masalah. Sangat aneh juga bahwa seorang arbiter harus memutuskan untuk pertandingan ulang pada tanggal tertentu. Semuanya sangat menyebalkan."
"Apakah mereka bercanda? Selama lima bulan saya telah bekerja keras dan Anda memberi tahu saya bahwa itu saja (selesai). Selalu ada jalan. Anda berbicara dengan Deontay Wilder, Anda berbicara dengan Arab Saudi, Anda berbicara dengan kami. Arbiter mengatakan Top Rank memiliki hak untuk mengakhiri kontrak sejak Desember."
“Mereka selalu bertekad untuk membuat itu (pertarungan melawan Wilder), itulah yang saya yakini. Kamu harus menjadi sedikit idiot untuk berpikir bahwa mereka pernah berkomitmen penuh."
Hearn juga mengatakan bahwa Joshua pun mencurigai tim Fury hanya merangkul timnya untuk publisitas.
“AJ merasa dia (Fury) hanya menggunakan namanya. Orang-orang di timnya tidak ingin pertarungan AJ-Fury terjadi. Saya bahkan tidak percaya ada percakapan tentang minggir (meminta Wilder minggir dengan imbalan uang)."
“Tidak pernah ada minat untuk mencoba melakukan pertarungan ini. Mereka tidak pernah melakukan pendekatan apa pun, panggilan telepon atau upaya apa pun untuk melakukan pertarungan ini. Saat saya menyampaikan ini, mereka masih harus mencari cara agar hal itu tidak terjadi."
Baca Juga: Aroma Tak Sedap
<!--more-->
Eddie Hearn melanjutkan, “Saya sangat sedih. Saya pikir saya katakan sebelumnya, saya merasa seperti tentara tunggal yang mencoba membuat pertarungan ini dibuat, dan ketika Anda melihat ke belakang semuanya terasa berbau tak sedap.”
“Jika Anda melihat ke belakang, tidak pernah ada satu pun komentar positif dari sisi lain. Saya tidak menyerah, saya tahu saya bisa melakukannya. Saya melakukan sebanyak yang saya bisa tetapi saya tidak bisa mengendalikan sisi lain."
Eddie Hearn juga mengatakan bahwa Arab Saudi sangat kecewa dengan batalnya rencana pertarungan di sana. "Price Khalid (bin Salman Al Saud) yang membuat pertarungan (Andy Ruiz) terjadi, sangat terpukul. Saya sangat menekan orang-orang ini. Mereka tidak ingin pertarungan terjadi di bulan Agustus. Semua orang menginginkan pertarungan ini di bulan Desember. Apa yang mereka katakan kepada saua benar," kata dia.
“Itu sangat mengecewakan bagi mereka. Mereka berencana membangun stadion untuk ini. Mereka cukup mengenal kami untuk mengetahui bahwa kami tidak dapat berbuat apa-apa lagi. Sejujurnya saya gagal dalam pertarungan ini, tapi saya bisa melihat diri saya sendiri di cermin. "
Duel tinju dunia antara Anthony Joshua dan Tyson Fury rencana menjadi unifikasi gelar kelas berat. Joshua adalah pemegang sabuk IBF, WBO, dan WBA. Sedangkan Fury memegang sabuk WBC yang direbut dari Deontay Wilder pada 22 Februari 2020, setelah duel pertama keduanya pada 2 Desember 2018 berakhir seri.
DAZN | BOXING SCENE
Baca Juga: Daftar Lengkap Juara Tinju Dunia di Semua Kelas dan Semua Versi